Gue enggak tau harus ngomong apa. Tapi yang jelas, gue merasakan, kalau sekarang adalah masa yang cukup berat untuk gue lalui.
Entah kenapa, belakangan ini gue merasa penat dan lelahhhh banget. Dan yang lebih parahnya lagi, gue semakin merasa enggak nyaman dengan lingkungan di tempat gue kerja. Gue jadi lebih banyak diam sekarang. Entah kenapa, gue jadi bingung mau ngomong dengan topik apa. Rasanya udah kayak kehabisan bahan obrolan banget. Huh. Lelah.
Jujur, gue mencoba untuk bisa lebih berbaur dengan rekan kerja di sana. Mencoba untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan orang-orang di sana. Tapi entah kenapa, ada beberapa hal yang bikin hati gue enggak sreg aja. Gue bukannya memilih-milih dalam berteman, tapi gue cuma merasa, apa yang gue lihat dan pikirkan, cuma segelintir orang aja yang mengerti.
Selebihnya? Tidak.
Mungkin sifat gue yang satu ini memang jelek, tapi setidaknya, ini adalah salah satu bentuk gue melindungi diri gue sendiri. Gue itu tipikal orang yang enggak gampang percayaan sama orang lain. Gue curigaan banget soalnya. Tapi gue begini ada sebabnya. Karena dari dulu, banyakkk banget orang-orang di sekeliling gue yang memanfaatkan gue. Itu sebabnya, gue enggak bisa langsung percaya dengan apa yang mereka ucapkan. Yeah, begitulah.
Kadang gue suka merenung, sebenernya gue itu kenapa sih? Apa sih yang salah dari gue? Kenapa gue enggak bisa seperti mereka yang gampang berbaur dan terlihat begitu nyaman dan senang kayak gitu. Gue mencoba semaksimal mungkin untuk berbaur walaupun perlahan. Tapi tetap aja, hati gue enggak bisa nyaman. Seperti kayak ada tembok besar yang menghalangi gue buat terbuka dengan mereka. Dan ujung-ujungnya? Gue cuman bisa tertawa dan berbicara seperlunya aja.
Mungkin banyak orang yang menilai gue kayak orang aneh yang selaluuuu aja salah. Kerja enggak pernah bener, sering bikin salah, dan lain-lain. Jujur aja, gue itu emang males orangnya. Males yang gue maksud di sini itu adalah, gue enggak mau ambil pusing dengan segala masalah yang terjadi pada diri gue. Kalau memang gue salah dan harus menanggung resiko, iyaudah, jalanin aja. Lagian mau di apain lagi? Iya, kan?
Di luar sana, entahlah, mungkin banyak yang enggak suka sama gue. Iya karena gue keras kepala, egois, sok tau ataupun terlalu banyak diam. Karena apa yaaaa, gue cuma merasa, enggak ada satupun orang yang mengerti dengan apa yang gue rasakan dan pikirkan. Cuma Allah, Keluarga dan sahabat terdekat gue aja yang tau gue itu kayak gimana. Kadang gue udah keburu males kalau mau mengutarakan apa yang gue pikirkan, iya toh apa mereka mau mendengarkan gue? Belum tentu.
Memang, gue masih banyaaak banget kekurangannya. Gue lagi mencoba untuk melatih cara berbicara gue. Iya karena sedari kecil, gue memang kadang kalau ngomong suka belibet dan tempo nya cukup cepat. Jadi terkadang, orang enggak ngerti dengan apa yang gue ucapkan. Gue tetap berusaha, meskipun pada kenyataannya, emang sedikit sulit.
Selebihnya? Tidak.
Mungkin sifat gue yang satu ini memang jelek, tapi setidaknya, ini adalah salah satu bentuk gue melindungi diri gue sendiri. Gue itu tipikal orang yang enggak gampang percayaan sama orang lain. Gue curigaan banget soalnya. Tapi gue begini ada sebabnya. Karena dari dulu, banyakkk banget orang-orang di sekeliling gue yang memanfaatkan gue. Itu sebabnya, gue enggak bisa langsung percaya dengan apa yang mereka ucapkan. Yeah, begitulah.
Kadang gue suka merenung, sebenernya gue itu kenapa sih? Apa sih yang salah dari gue? Kenapa gue enggak bisa seperti mereka yang gampang berbaur dan terlihat begitu nyaman dan senang kayak gitu. Gue mencoba semaksimal mungkin untuk berbaur walaupun perlahan. Tapi tetap aja, hati gue enggak bisa nyaman. Seperti kayak ada tembok besar yang menghalangi gue buat terbuka dengan mereka. Dan ujung-ujungnya? Gue cuman bisa tertawa dan berbicara seperlunya aja.
Mungkin banyak orang yang menilai gue kayak orang aneh yang selaluuuu aja salah. Kerja enggak pernah bener, sering bikin salah, dan lain-lain. Jujur aja, gue itu emang males orangnya. Males yang gue maksud di sini itu adalah, gue enggak mau ambil pusing dengan segala masalah yang terjadi pada diri gue. Kalau memang gue salah dan harus menanggung resiko, iyaudah, jalanin aja. Lagian mau di apain lagi? Iya, kan?
Di luar sana, entahlah, mungkin banyak yang enggak suka sama gue. Iya karena gue keras kepala, egois, sok tau ataupun terlalu banyak diam. Karena apa yaaaa, gue cuma merasa, enggak ada satupun orang yang mengerti dengan apa yang gue rasakan dan pikirkan. Cuma Allah, Keluarga dan sahabat terdekat gue aja yang tau gue itu kayak gimana. Kadang gue udah keburu males kalau mau mengutarakan apa yang gue pikirkan, iya toh apa mereka mau mendengarkan gue? Belum tentu.
Memang, gue masih banyaaak banget kekurangannya. Gue lagi mencoba untuk melatih cara berbicara gue. Iya karena sedari kecil, gue memang kadang kalau ngomong suka belibet dan tempo nya cukup cepat. Jadi terkadang, orang enggak ngerti dengan apa yang gue ucapkan. Gue tetap berusaha, meskipun pada kenyataannya, emang sedikit sulit.
***
Banyak hal yang telah terjadi belakangan ini. Cowok yang dulu sempat gue taksir, sekarang jadian sama cewek idamannya. Meskipun pada kenyataannya, gue enggak suka banget sama itu cewek. Terus sahabat gue, Ulan, masih pacaran sama cowoknya, si Iky.
Sedangkan gue? Masih single.
Memang di tempat kerja gue sekarang, ada satu cowok yang memang lagi gue taksir. Tapi jujur aja, gue enggak mau berharap banyak. Capek aja gitu rasanya kalau harus mengalami kegagalan yang sama terus. Itu sebabnya gue enggak mau cerita ke siapa-siapa, bahkan ke nyokap pun gue enggak cerita. Iya cukup gue sama Allah aja yang tau. Hehe
Gue masih berpikir untuk mulai berpacaran. Sekarang gini aja, berteman aja gue belum becus, gimana mau pacaran? Apa yang nanti gue bicarakan sama pacar gue di masa depan? Itu satu hal yang bikin gue takut berkomitmen sampai sekarang. Karena gue sadar, kemampuan gue dalam bersosialisasi masih perlu dan banyaaakkkk di latih.