Minggu, 29 Maret 2015

INSURGENT "We Are Not Dangerous, We Are Survivors"


Hari ini gue sempat hopeless sih sebenarnya. Gue berpikir "Ah, gak bakal jadi lagi ini mah".

Iya, jadi tuh rencananya gue mau nonton Film di salah satu Bioskop di kawasan Jakarta Timur. Rencananya sih, gue janjian sama tiga kawan lama gue pukul sebelas siang. Namun sayang seribu sayang, karena ada salah satu teman gue yang ternyata telat bangun, jadinya, mau gak mau, kita harus nungguin dia prepare dulu. Di tambah lagi harus nunggu hujan reda. Alhasil? Yang tadinya mau nonton pukul dua belas siang, malah ngaret jadi jam empat sore. Huh.

Tapi pada akhirnya jadi nonton juga. Yeay.

Oke, jadi hari ini gue mau me-review Film yang baruuu aja hari ini gue tonton. Film ini adalah sekuel kedua dari Divergent, yaitu Insurgent



Sebelum kalian pengin nonton film Insurgent, gue saranin, lebih baik nonton dulu, deh, sekuel pertamanya, yaitu Divergent. Tujuannya, agar kalian lebih paham dengan alur cerita di film ini.

Jadi film ini menceritakan tentang perjuangan Beatrice Prior as Tris (Shailene Woodley) Tobias Eaton as Four (Theo James) Caleb Prior (Ansel Elgort) dan Peter (Milles Teller) untuk melarikan diri dari pencarian pasukan yang di utus oleh Jenine Matthews (Kate Winslet), yang merupakan pemimpin Fraksi Erudite.

Jenine mengutus banyak pasukan untuk mencari para Divergent (Kaum-kaum yang mampu menguasai lima Fraksi). Tujuan Jenine adalah untuk membuka sebuah kotak pesan rahasia dari masa depan. Namun untuk membuka kotak tersebut, Jenine membutuhkan seorang Divergent Murni untuk membuka kotak pesan itu. Sudah banyak Divergent yang Jenine gunakan sebagai bahan percobaan simulasi untuk membuka kotak tersebut. Namun sayang, semuanya berakhir dengan kematian.

Salah satu kaum Divergent yang digunakan Jenine sebagai bahan percobaan

Divergent yang Jenine gunakan tidak ada satupun yang berdarah murni. Itu sebabnya mengapa Jenine masih terus mencari sang "Divergent Murni"




Ini adalah kelima Faksi.


Kita beralih lagi ke Tris dan Four. Selama masa pelarian mereka, banyak banget hal yang enggak terduga. Saat mereka sedang berada di desa Faksi Amity (Sebuah Faksi yang mengutamakan kedamaian "The Peaceful") dan pasukan yang di utus oleh Jenine datang untuk mencari para kaum Divergent. Ternyata di sini, kita bakal kaget, karena Peter secara diam-diam telah mengkhianati Tris, Four dan Caleb dan berpihak kepada Jenine.



Tris, Four dan Caleb pun memutuskan untuk pergi dari desa Faksi Amity. Di sini kalian bakal di suguhin dengan adegan kejar-kejaran serta baku tembak antara mereka bertiga dan para pasukan dari utusan Jenine. Namun untungnya, Tris, Four dan Caleb pun berhasil melarikan diri dengan menaiki Kereta. Tapi keberuntungan kali ini belum berpihak kepada mereka bertiga, karena di dalam kereta tersebut, ternyata terdapat kaum Factionless (Kaum yang tidak berada di Faksi Abnegation, Amity, Candor, Dauntless ataupun Erudite) dan mereka pun harus melawan para kaum Factionless satu per satu. Sampai pada akhirnya, ketika suasana sudah jauh lebih baik, sebuah kebeneran yang selama ini Four sembunyikan dari Tris pun terbongkar. Saat Four menyebutkan nama aslinya kepada kaum Factionless, mereka semua terdiam. Kaum Factionless tidak menyangka, bahwa seorang pemimpin yang mereka cari selama ini untuk melawan Jenine adalah Four. Dan di sinilah kisah perjuangan Tris dan Four di mulai.

Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah Tris dan Four mampu mengalahkan Jenine?

Mending nonton aja deh Film-nya. Daripada penasaran. Hehe

***

Kalau menurut gue, ketika awal mula nonton film Insurgent, jujur, gue ngantuk. Asli. Awalnya gue agak bosan dengan Opening-nya, karena kesannya tuh datar dan monoton. Tapi pas Film nya udah setengah jalan, kalian akan di suguhkan dengan special effect yang lumayan ciamik dan beberapa adegan yang menyentuh hati. Klimaks di Film Insurgent benar-benar keren banget. Tapi kayaknya, Ending Film Insurgent kok agak gantung, ya? Semoga aja ada kelanjutan filmnya setelah Insurgent ya guys! Amiennn :)

Untuk Rating yang gue berikan untuk Film Insurgent, I Give 7/10


Sabtu, 14 Maret 2015

Finally!


Hai!

Akhirnya, masa Trainning gue pun selesai. Senangnya, perjuangan gue selama enam bulan, struggle dengan berbagai hal yang memberikan gue banyak pelajaran, membuahkan hasil, dengan resminya gue sebagai CashLine dengan result GOOD. Yeayy :D



Enam bulan gue menghabiskan sebagian waktu gue untuk bekerja, menjadikan gue sadar kalau yang namanya cari uang itu susah. Jujur aja, banyak banget pengalaman yang enggak pernah gue duga sebelumnya. Selama gue bekerja sebagai Cashier, gue rela pisah sama keluarga selama kurang lebih lima bulan. Bener-bener harus mengurusi kehidupan gue sendiri dengan kondisi uang yang pas-pasan. Gue sedikit demi sedikit belajar bergaul dan mencoba untuk membaur dengan orang-orang di tempat kerja. Rasanya? Hampir putus asa! Awal kerja adalah masa terburuk dan tersuram dalam hidup gue. Tapi untung aja keluarga dan sahabat gue, Ulan, selalu ngasih support dan ngasih gue kepercayaan kalau gue mampu bertahan di tempat kerja. Gue memutuskan untuk bangkit dan maju. Dan enggak sia-sia, perjuangan gue membuahkan hasil yang manis :")



Di samping gue bisa menghasilkan uang sendiri dan mampu bertahan di sana, gue pun mendapatkan banyak banget teman, sama seperti yang gue harapkan dulu. Enggak nyangka aja, kemampuan beradaptasi gue berkembang dengan pesat semenjak gue mulai bekerja. Walaupun belum 100% sukses, tapi untuk sekarang, gue udah merasa bahagia banget. Gue jadi lebih terbuka dan bisa ngobrol dengan siapapun di sana. Mulai dari Cleaning Service bahkan sampai Store Manager (SM)

Di Salad Bar (adalah tempat khusus untuk menyediakan makanan siap saji) gue kenal dengan para Staff-nya, mulai dari kak Jane, Mba Widi, Mba Nina, sampai bang Setiadi. Nah di sini, gue paling seneng ngobrol sama bang Setiadi. Dia itu adalah salah satu Staff andalan di Salad Bar untuk memasak. Karena memang, masakan yang di buat bang Setiadi itu enyak banget! Makanya, kalau gue di suruh back-up (semacam nge gantiin posisi temen gue kalau lagi istirahat) di Salad Bar, gue seneng banget, karena disana gue bisa belajar masak sekaligus ngobrol sama Staff-nya.Hehe

Kalau di Bakery, gue juga beberapa kali sering ngobrol ringan sama Staff-staff nya, mulai dari bang Iwan, bang Haqi, kak Oti, bang Dido, dll. Cuma dari sekian Staff Bakery, cuma bang Iwan yang kalau ketemu gue bawaannya sumringah mulu. Selalu bilang "kalau saya ketemu kamu, semakin tergila-gila" "Ah dia (gue) cewek idaman banget. Udah mandiri, pinter masak! Kriteria gue banget. HAHAHA" (padahal gue sama sekali enggak pinter masak). Bahkan pernah pas gue ketemu sama bang Iwan dan senyumin dia, bang Iwan hampir nabrak pintu karena ngeliatin gue terus. Hehe

Di Tempat Daging, gue juga kenal sama bang Iky, bang Ramu, bang Rino sama bang Rigit. Kalau bang Iky, sumpah, dia tuh orang terkocak yang pernah gue temuin di tempat kerja. Gimana gue enggak ketawa terus kalau deket sama bang Iky. Setiap dia cerita hal konyol, ekspresi mukanya tuh datar banget, dan adaaaa aja ceplosan yang bikin orang denger tuh bakal ketawa ngakak. Kalau bang Ramu, dia adalah Tim Leader di tempat Daging. Awalnya gue pikir, bang Ramu itu orangnya pendiem. Eh taunya, bawel banget! Kalau udah nyeplos, ya ampun, kadang enggak kalah lucu sama bang Iky, bikin mau nangis :"D. Beda lagi sama bang Rino. Kalau bang Rino, dia itu moduser banget. bisa banget bikin cewek melted sama omongannya dia. Dan gue kadang suka di Modusin sama dia ya ampun :"D Untungnya cuma becanda. 

Nah kalau sama bang Rigit, gue kurang kenal. Hehe

Di Tempat Fresh (Tempat sayur dan buah-buahan) gue kenal wajah tapi gak kenal nama. Ada sih satu cowok SPM Nanas di sana, namanya bang Enta. Perawakannya tinggi dan berbehel gitu. Pernah sekali gue lagi di tempat Fresh buat belajar nger-Raping buah-buahan sama dia, terus ngobrol, eh keterusan gitu. Semenjak dari situ, kalau misalkan gue masuk kerjanya pas sore dan ketemu sama bang Enta, pasti dia ngomong "Udah lia, masuk pagi aja sih. Tuh, di Fresh aja"

Selain dengan mereka, gue juga kenal dengan beberapa Staff lain, di antaranya pak Endy (Tim Leader dari produk Susu sama Galon Air) pak Mamad (Tim Leader Susu) sama pak Ilul (Store Manager). Meskipun jabatan mereka udah tinggi, tapi mereka tetep humble banget orangnya. Bahkan gue sering ngajak ngobrol dan becanda mereka bertiga. Apalagi pak Ilul, SM yang paling sering gue ledekin dan gue nyolotin. Padahal udah beberapa kali gue bikin kesel dia, tapi tetep aja pak Ilul gak pernah marah.

Nah di Cashier, semuanya itu membaur. Tapi memang di Cashier, gue punya beberapa temen deket, kayak si Ulan-Ramski-Tian-Ade Wani-Idnan-Uti-Ulfiah-Isna sama Jiung (anak baru yang masuk bulan februari). Kalau udah ketemu sama mereka, ya ampun, rusuh enggak ada obat :") Mereka udah gue anggap layaknya saudara gue sendiri. Benar-benar nyaman banget bisa menghabiskan banyak waktu sama mereka semua.













Buat sahabat gue, Ulan, makasih banyak karena udah jadi teman gue selama lima tahun. Dari SMP sampai kerja pun kita barengan terus. Makasih karena udah support gue dan memberikan gue kesempatan untuk bisa dapetin pengalaman dan pembelajaran yang benar-benar ternilai, dan enggak akan gue dapetin di tempat manapun. Makasih karena udah mau ngertiin gue yang orangnya tempramen, ceplas-ceplos dan enggak sabaran. Meskipun lo kadang-kadang nyolot dan susah banget di kasih nasehat, tapi untuk kali ini, gue banyak berterima kasih sama lo.


Walaupun sekarang kita pisah, tapi gue bakal selalu kangen sama kekonyolan yang sering kita lakuin di tempat kerja dulu. Thank for be my Idiot's partner



Rabu, 04 Maret 2015

LILO's Time : INGED (ING-ED)




Hai! This Is Wednesday and it's time for...

LILO's Time!

Maaf banget sebelumnya, karena minggu kemarin, gue sempat enggak nge-Blog dan enggak bikin sesi LILO's Time, karena paket modem gue habis dan baru di isi minggu ini. Hehe. #NungguGajianDuluBaruBeli

Oke, di postingan gue kali ini, kita akan belajar bareng-bareng tentang penggunaan Bahasa Inggris. Tapi tenang aja, apa yang kita bahas enggak akan jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari, kok. Untuk yang belum tau apa itu LILO's Time! Dan ketinggalan sama materinya, bisa mampir ke sini

Dan pembahasan kita hari ini ada dua Materi, yaitu Present Continous Tense dan Past Tense.

Tunggu dulu, dua materi? Ya Ampun, pasti pembahasannya panjang, deh.

Eits, tenang. Gue enggak akan membahas panjang lebar tentang Present Continous Tense dan Past Tense, kok. Di sini gue cuma mau ngasih tau sedikit, kalau Present Continous Tense itu adalah; kata kerja untuk menyatakan sesuatu yang sekarang sedang kita lakukan. Sedangkan Past Tense adalah; kata kerja untuk menyatakan sesuatu di masa lalu/lampau. Got It?

Dari pembahasan sederhana di atas, kita udah bisa mulai, nih, pembelajaran penggunaan kata kerja Present Continous Tense (ing) dan Past Tense (ed). Kalau enggak mau ribet dan biar gampang di inget, kita bisa singkat jadi INGED (ING-ED). 

Are you ready? Let's start it!


ED


Ngomongin tentang masa lampau, ya? Hem, semua orang pasti punya cerita menarik yang pernah mereka alamin di masa lalu. Atau mungkin, kalian punya kisah yang penginnn banget kalian ceritakan hari ini? Penggunaan ED penting banget, lho. Seperti yang udah gue ulas sedikit sebelumnya, kalau penggunaan ED ditunjukan sebagai kata kerja untuk masa lalu, dan sekarang, coba yuk, kita lihat contohnya.

Eleanor visit(ed) Bandung last year

Chandra play(ed) Clash Of Clans with his sister yesterday

Rahma work(ed) as Cashier since six months ago

Tapi, dalam penggunaan ED, ada yang harus kita perhatikan, nih. Dari beberapa info yang gue dapetin, kalau penggunaan ED ternyata harus memperhatikan susunan Huruf Konsonan dan Vokalnya.

Nah, lho. Huruf Konsonan dan Vokal itu apa?

Okey, biar simple, gue jelasin intinya aja, nih. 

Huruf Konsonan itu adalah huruf yang pengucapannya membutuhkan huruf lain. Masih bingung? Okey, gue jelasin lebih rinci lagi. Contohnya kayak huruf B dan J. Coba kalau kalian ucapin dua huruf ini, gimana hayo cara pengucapannya? Pasti pengucapan B akan berbunyi "Be" dan J akan berbunyi menjadi "Je". See? dua huruf tersebut butuh huruf 'E' supaya bisa di ucapkan. Itu yang di sebut dengan Huruf Konsonan #GueJugaBaruTau

Kalau Huruf Vokal itu bisa di bilang Huruf Individual. Karena tanpa huruf lain pun, huruf Vokal bisa kita sebutin. Dan yang termasuk Huruf Vokal adalah A-I-U-E-O.

Penggunaan ED dalam susunan kata Konsonan-Vokal-Konsonan akan ngubah sedikit susunan kata-katanya. Eits eits, jangan pada gumoh dulu, ya. Ayuk ayuk kita liat dulu contohnya kayak gimana

TRAP  : TRAP(P)ED
STOP  : STOP(P)EDI
SCAN :  SCAN(N)ED

Hayo, setelah baca tiga contoh kata di atas, susunan kalimatnya ada yang berubah, gak? Iyap! Perubahannya cuma pada bagian penambahan hurufnya aja, kok (Tapi ingat, ya, penambahan satu huruf hanya berlaku untuk kata yang susunan hurufnya berupa Konsonan-Vokal-Konsonan) kalau untuk susunan huruf yang lain, kita cukup nambahin ED aja, kok.

Nah, untuk kata yang pada bagian belakangnya berakhiran "E" itu simple banget. Cukup tambahin ED aja. Contohnya kayak gini,

LIKE        : LIKED
IGNORE  : IGNORED

Untuk huruf yang bagian belakangnya berakhiran "IE", kalian cukup menambahkan huruf "D" di belakangnya. Contohnya kayak gini,

DIE : DIED
LIE  : LIED

                                                                          ING




Nah, sebenarnya, sih, pembahasan ED dan ING itu enggak jauh beda. Paling perbedaan cuma perbedaan waktu aja, sih. Tapi biar kita makin paham sama materinya, yuk kita bahas tentang ING.

Eleanor visit(ing) Bandung next month

Chandra play(ing) Clash Of Clans with his sister

Rahma work(ing) as Cashier


Untuk susunan huruf Konsonan-Vokal-Konsonan, seperti yang gue bilang, enggak jauh jauh banget dari pembahasan ED. Contohnya kayak gini,

TRAP  : TRAP(P)ING
STOP  : STOP(P)ING
SCAN : SCAN(N)ING

Untuk kata yang berakhiran "E", penggunaan ING akan menghilangkan huruf "E" pada kata tersebut. Contohnya? Kayak gini,

DESIRE  : DESIRING
IGNORE : IGNORING
DARE     : DARING

Untuk kata yang berakhiran "IE", penggunaan ING akan menghilangkan huruf "IE" dengan huruf "Y". Contohnya? Kayak gini,

LIE : LYING
DIE : DYING


***
Okey, pembahasan kita kali ini cukup sampai di sini. Semoga sesi LILO's Time! kali ini bermanfaat buat kalian, ya. Dan seperti sebelumnya, gue enggak pernah bosan untuk meminta kritikan dari postingan yang gue buat kali ini. Kalau ada kesalahan atau kekurangan, gue minta maaf, ya. Buat yang pengin komen, boleh banget nulis di kolom komentar di bawah ini.

See you on next Wednesday :)




Selasa, 03 Maret 2015

La Valeria From Maestro Ferrero


Gue selalu senang ketika Bokap pulang sehabis Bekerja. Tau kenapa? Karena ketika bertemu Bokap, selain bisa ngobrol-ngobrol, beliau juga selalu membawa sesuatu buat gue. Sesuatu yang gue maksud itu bukanlah seperangkat alat make up ataupun semacamnya, melainkan...

Koran.

Iya, awalnya gue bosan banget ketika setiap pulang kerja, Bokap selalu memberikan gue Koran dan berkata "Nih, de, papa bawain Koran. Di baca, ya. Itu edisi baru, lho". Bokap selalu mengajarkan gue dan Kakak gue untuk enggak malas buat membaca. Mau di baca ataupun enggak, Bokap selalu membawa Koran di tas nya. Dan sampai sekarang, kebiasaan itu pun masih berlanjut.

***

Okey, kebetulan tadi pagi, gue lagi asyik membaca salah satu rubrik di Koran yang membahas tentang seorang Pengusaha yang Misterius. Dan ketika lagi membaca rubrik tersebut, pikiran gue ke flashback saat Valentine's Day. Di hari itu, ketika semua orang lagi berbunga-bunga karena sedang merayakan hari kasih sayang, berita duka pun datang dari seorang Pengusaha Sukses asal Italia, yaitu Michele Ferrero. Ia di kabarkan meninggal dunia di Usia 89tahun. Dan itu merupakan berita yang mengejutkan banyak kalangan ketika berita ini muncul.

Buat kalian, mungkin nama Miliuner satu ini memang kurang familiar. Bahkan awalnya pun, gue enggak mengenal orang ini. Sampai pada akhirnya, ketika gue tau, kalau Michele Fererro adalah founder dari produk olahan Cokelat yang nge hits banget, yaitu selai Nutella dan Ferrero Rocher.



Perkembangan Produk Olahan Cokelat Ferrero



Setelah gue membaca rubrik yang ada di Koran tersebut, gue baru mengerti, kenapa nama Pengusaha satu ini jarang banget muncul di media. Bayangin, sekali dalam seumur hidupnya, Ferrero baru menerima satu wartawan untuk mewawancarai dirinya, yaitu Jurnalis La Stampa. Enggak seperti Bill Gates, Warren Buffet dan Steve Jobs yang namanya udah pasti sering banget kita dengar, Ferrero justru terkesan tertutup dan enggak mau kehidupannya terlalu tersorot oleh banyak media. I think he's the unique one.


Karena gue penasaran dengan Pengusaha yang satu ini, gue pun mencari Informasi tentang Ferrero. Beberapa info yang gue dapet, kalau Ferrero ternyata terlahir dari keluarga yang hidup pada zaman Perang Dunia II (PD-II). Kebetulan, Ayah Ferrero yang bernama Pietro adalah seorang Pengusaha Kue. Saat itu, pemakaian Cokelat di batasi. Nah dari situ, Ferrero menemukan Inovasi, dengan cara mencampurkan Cokelat ke dalam Hazelnut. Tujuannya hanya satu, yaitu agar bisa menghasilkan produk lebih banyak lagi. Dan dari situ lah, Produk Inovatif dari Ferrero berkembang hingga saat ini.

Saat di wawancarai oleh Jurnalis La Stampa, Ferrero hanya memberikan ulasan tentang strategi manajemennya yang bisa membuat perusahaannya menduduki peringkat ke empat setelah Mondelez, Mars dan Nestle. Itu sebabnya, Ferrero dikatakan sebagai Pengusaha misterius, karena banyak media yang enggak bisa mendapatkan informasi lebih tentang kehidupan pribadinya. Dan ketika di wawancara, Ferrero mengungkapkan kalau strategi bisnis yang ia terapkan adalah La Valeria (Para Istri, Ibu dan Perempuan). Karena Ferrero merasa, bahwa produk yang ia ciptakan tersebut mewakili sentuhan lembut para wanita.