Sabtu, 28 Juni 2014

Failure Make Me Smile




Hai hai :D

Sesuai janji gue, gue akan menceritakan tentang hasil jerih payah gue yang berbuah manis. Tapi sebelumnya, baca dulu ya cerita gue yang satu ini. He-he.

Sekitar sebulan yang lalu, gue sempat nge down banget gara-gara sebuah kuis. Masalahnya sih sepele banget, gue enggak menangin kuis itu. Tapi di sini yang bikin gue sedih bukan karena menang kalahnya, tapi karena gue udah sangat amat berharap dari kuis gratisan itu. He-he.

Jadi gini, waktu itu, seorang Backpacker Indonesia yang bernama Muhammad Arief Rahman, kayak mengadakan kuis Free Trip to Resort World Sentosa yang di selenggarakan oleh pihak Resort World Sentosa Indonesia. Nah, sebenarnya kalau mau ikutan kuis ini simpel banget caranya. Elo Cuma perlu ngasih tau “What a craziest think you will do if be a winner” atau dalam bahasa Indonesia sih, Apa hal gila yang akan elo lakukan kalau misalkan terpilih jadi pemenangnya. Dan media buat ikutan kuis ini lewat Twitter, Facebook ataupun Blog. Nah bagi yang ngikutin kuis ini lewat Blog, link Blog-nya harus  lo Mention ke Arief Rahman dan Official Twitter Resort World Sentosa Indonesia dengan hastag #RWSID. Dan kebetulan, gue mengikuti kuis ini lewat Blog. Karena menurut gue, menulis di Blog jauhhh lebih leluasa ketimbang di Twitter.

Dan karena gue enggak pernah sekalipun keluar negri, jadi gue berpikir kalau kuis ini adalah kesempatan emas banget buat bisa melangkahkan kaki ke luar negri untuk pertama kalinya.

Gue excited banget, tuh,  pas tau ada kuis tersebut. Dan gue pun langsung menggendong Laptop putih kesayangan dari kamar tidurr menuju ke ruang gosokan, dan memikirkan ide untuk menulis “hal gila yang akan gue lakukan kalau jadi pemenang”

Lho, kok ruang gosokan ?

Soalnya waktu gue mau nulis saat itu, keadaan di rumah lagi berisik banget.  Dan Cuma ruang gosokan lah satu-satunya tempat yang tenang dan enggak berisik sama sekali.  Maklum, gue itu emang tipe orang yang konsentrasinya gampang pecah alias buyar. Nahh yaudah, deh, mau gak mau gue nulis di tumpukan-tumpukan baju yang tingginya udah melebihi tinggi badan gue.

Eh bentar, tumpukan bajunya yang ketinggian apa guenya, ya, yang ke pendekan? Entahlah......

Oke deh, singkat cerita, selama beberapa jam gue di ruang gosokan, akhirnya tulisan gue pun selesai dan langsung gue di kirim ke akun Twitter kak Arief Rahman. Dan ke esokan harinya, postingan Blog gue di komen sama kak Ariev! Whoahh senengnya bukan main. Dan itu menambah harapan gue buat jadi pemenang yang bakalan terbang menuju Singapore.


Dan setelah gue mengikuti lomba tersebut, selama kurang lebih enam hari, gue selalu berdoa semoga gue mendapatkan hasil yang terbaik ( tapi gue enggak mau munafik, gue pengin banget menang). Dan jujur aja, gue mengaharap banget bisa pergi ke Singapore lewat kuis ini.

Tapi sayang, gue enggak menang. Dan orang yang beruntung bisa menangin kuis tersebut adalah seorang editor dari penerbit #BUKUNE.

Kalau di tanya perasaannya kayak gimana, bisa di bilang kecewa dan sedih banget. Bahkan gue sempat menangis beberapa menit karena enggak bisa menangin kuis ini. Dan dari sini, gue udah males ngapa-ngapain, terutama menulis.  Karena untuk ke sekian kalinya, gue...

Gagal lagi.
**
Oke, itulah salah satu cerita kegagalan gue yang sempat bikin gue nge down banget sampai berminggu-minggu.  Bahkan gue sampai cuapekk banget kalau mau ikutan lomba-lomba menulis, baik Online maupun secara langsung. Karena di otak gue udah bilang, “Pasti gagal lagi, deh”. Dan benar aja, setiap lomba menulis yang gue ikutin, gue selalu kalah.

Kalau kalian mau tau, ini adalah lomba-lomba menulis yang gue ikutin [SEMUANYA GAGAL]
·     
  •     Lomba Mading Online Feminax
  •      Lomba menulis surat bersama Sari Wangi
  •  "Letter of Love” Surat Cinta Untuk Kemal bersama Bukune
  •   Blogging Contest “Future Leader” bersama USBI (Universitas Siswa Bangsa     Internasional)
  •  Blog Contest #IndonesiaHebat bersama PDIP Perjuangan
  • Kuis “Free Trip To Resort World Sentosa” Bersama Muhammad Arief Rahman
  • Lomba menulis “Ayo Menabung” Bersama BNI (Bank Negara Indonesia)
  • Blog Contest #InggrisGratis bersama Mister Potato.
Bukan Cuma lomba menulis aja yang gagal, bahkan dari gue SMP, Setiap cerpen yang gue kirim ke redaksi majalah, Alhamdulillah, enggak ada satupun yang di terbitin.
Dan ini adalah beberapa judul Cerpen yang udah gue kirim ke beberapa majalah remaja [GAGAL ]
·        - Waiting
·         -The Gentlemen
·         -Sepotong Apel
·         -Lazy Addict
·         -Harapan Di Balik Saku Celana
·         -Good Night
·         -Enjoy
·         -Dua
·         -12
·         -Bip Bip Bip
Gue awalnya sempat pengin berhenti menulis. Soalnya gue merasa putus asa, enggak pernah satupun orang yang mau nerima tulisan gue. Sebenarnya niat gue tuh Cuma satu; Tulisan gue di baca sama banyak orang. Tapi sayang, impian gue yang cuman bisa gue khayalkan selama hampir enam tahun enggak pernah terwujud.

Sampai pada akhirnya, ada satu cowok Kribo yang mengubah hidup gue dan membuat Passion gue buat menulis pun tumbuh lagi.
Dia adalah.....
Benazio Rizki Putra (Benakribo)

Yap, berkata si Youtuber inilah semangat gue buat menulis pun berkobar lagi. Dan berkat dia pula lah, gue merasakan usaha yang selama ini gue lakukan enggak sia-sia, yaitu; Enggak berhenti menulis.

Oke, jadi gini, kak Bena kebetulan mengadakan “Lomba Pencarian Kontributor”  untuk website pribadinya, yaitu http://www.benablog.com/ pada bulan desember tahun 2013. Jadi tuh inti lombanya adalah, setiap peserta yang ikut ‘Ajang Pencarian Kontributor’ ini harus mengirimkan artikel dengan tema yang unik dan pembawaannya harus fresh.



Dan bagi siapa yang artikelnya kepilih, akan di muat di halaman website benablog.com dan berkesempatan artikelnya akan di baca sama ribuan orang. Whoahh! Gue dari sini semangat banget mau ikutan lomba ini, karena ada satu hal yang selama ini gue idam-idamkan; Tulisan gue di baca sama banyak orang. Dan akhirnya, gue pun memutuskan untuk mengikuti lomba ini.

Karena jumlah pengiriman Artikel enggak di batasin, makanya, gue mengirimkan empat artikel dalam waktu empat hari. Niat banget, ya? Emang. Karena gue punya keyakinan, tulisan gue harus di baca sama ribuan orang!

Dan ini adalah artikel-artikel yang gue kirimkan ke management kak Bena,

AYO MENGUNTIT!

AYO MENGUNTIT! Adalah artikel pertama yang gue kirimkan untuk mengikuti lomba ini. Jadi artikel ini membicarakan tentang manfaat Menguntit, atau bahasa anak mudanya, sih Stalking.


METODE FISHEYE TERBARU

METODE FISHEYE TERBARU adalah pembuatan Artikel yang pualingg capek. Tau gak kenapa? Soalnya gue harus mondar-mandir ke dapur cuma buat nyari tutup panci sama teko.Oia sama satu lagi, helm motor abang gue. Soalnya ketiga barang ini gue bisa memanfaatkan efek cembungnya untuk membuat efek "FISHEYE" yang sekarang masih "in" di kalangan remaja.

Dan ini adalah hasilnya,

                         Ini Menggunakan Helm


PERTANYAAN YANG BIKIN UNTUNG DAN RUGI


PERTANYAAN YANG BIKIN UNTUNG DAN RUGI adalah salah satu inspirasi dari teman-teman gue yang senang bermain Ask.Fm. Dan dari situlah gue membahas tentang untung dan ruginya bermain Ask.Fm.


APA SALAH PARA BINATANG INI?


Jujur aja, dalam pembuatan Artikel yang ke-4 ini, gue benar-benar kehabisan ide untuk membuat tulisan tentang apa. Semua ide gue udah di kuras habis buat Artikel-artikel yang sebelumnya. Malahan sempat gue berpikir "Gak usah kirim Artikel lagi apa, ya? Capek". Tapi hati kecil gue bilang "Udah kirim aja, sekali ini lagi aja. Ini yang terakhir". Yaudah, jadi lah Artikel yang berjudul APA SALAH PARA BINATANG INI?. Jadi Artikel ini menceritakan tentang Binatang-binatang yang sering digunakan manusia buat caci maki. He-he.

Dan selama satu minggu lebih gue menunggu pengumuman pemenang lombanya, tanpa gue sangka-sangka ternyata Artikel gue pun di pilih kak Bena buat mampang di website pribadinya di benablog.com !

Dan yang bikin senang lagi, gue di Invite langsung sama kak Bena! Whoaa, bayangin aja gue langsung di Invite sama seorang penulis dan Youtuber terkenal kayak dia. Aduh bukannya norak ya, tapi ini adalah suatu kebanggaan banget bisa personal chat sama kak Bena. Terharu banget kalau ingat kejadian itu :")

Senang gak? Senang banget!

Dan inilah Artikel gue yang berhasil "Masuk" ke halaman website benablog.com dan menjadi Kontributor pertama

Buat kalian yang penasaran sama Artikel gue, silahkan klik link di bawah ini


Dan ini yang bikin gue terharu :") "Penulis"

Dan gue sangat senang karena Artikel gue udah di baca lebih dari seribu orang dan di komen sama dua puluh orang lebih. Ya Allah, mimpi gue akhirnya terwujud :") Enggak sia-sia usaha gue selama ini. Enam tahun gue menulis terbayar dengan munculnya Artikel gue di website kak Bena :"")

See? Perjuangan gue selama ini berbuah manis. Bahkan gue enggak pernah kepikiran tulisan gue di taksir sama penulis muda berbakat kayak Benazio Rizki Putra, yang merupakan salah satu pemain film "Marmud Merah Jambu" garapan Raditya Dika. :")

Dan satu hal yang harus gue lakukan adalah "Terus berusaha"

Gue jadi ingat sama salah satu kutipan dari Om Dahlan Iskan. Dia ngomong kayak gini,
" Setiap orang punya jatah kegagalan. Untuk itu, habiskan jatah gagalmu di masa muda"
 Dan dari kutipan ini, gue jadi sadar banget, bahwa kegagalan-kegagalan yang selama ini gue rasakan adalah proses dari "menghabiskan" jatah gagal itu sendiri. Dan dari situ gue jadi tersenyum dan bisa tertawa dengan segala kegagalan yang gue alamin.



So buat kalian, enggak usah sedih kalau kalian terus mengalami kegagalan. Gue awalnya juga sedih kok, malah sempat putus asa dan berhenti berusaha. Tapi gue sadar, buat mewujudkan mimpi itu enggak mudah, kita harus gagal. Kita harus merasakan sakit. Dan proses itulah yang membuat kalian jauh lebih kuat dan lebih menghargai arti hidup dan segala apa yang kalian raih dengan hasil jerih payah kalian sendiri.

Jadi, masih punya alasan buat bersedih ketika mengalami kegagalan? Boleh sedih, tapi kalian harus tetap maju! Keep on guys :D



Selasa, 24 Juni 2014

Impossible? I Will Make It Possible.





Kemarin malam, gue dan nyokap lagi berduaan di kamar sambil menonton Televisi. Saat kita berdua lagi asyik ngobrol, Nyokap menanyakan sesuatu ke gue.

“Dek, kamu tau Mpok Nilam, gak?”

“Mpok Nilam?” Gue terdiam sebentar sambil berpikir. Mencoba untuk mengingat wajah Mpok Nilam yang 
Nyokap tanyakan ke gue. “Emm.. Kalau enggak salah, yang tukang urut itu kan, Ma? Yang sering dateng ke komplek kita?”

Nyokap cuma ngangguk sambil sibuk mengganti channel Televisi. “Nah iya bener. Mpok Nilam yang suka 
jalan kaki dari rumahnya sampai ke komplek ini, bulan depan mau naik Haji”

“HAH?!” Gue rada shock pas nyokap cerita kalau Mpok Nilam mau naik Haji. “Dia beneran mau naik Haji, ma? Seriusan?”

“Iya serius. Malahan sedenger Mama, sebelum rencana mau naik Haji, Mpok Nilam udah Umroh, dek”

“Gila. Hebat banget” Pikir gue.
***

Mungkin beberapa dari kalian enggak menemukan sesuatu yang spesial ataupun membuat kalian Shock saat 
membaca tulisan yang ada di atas. Yeah, pasti ada yang berpikir,

 “Yang namanya rezeki, datangnya enggak terduga dan enggak mandang profesi seseorang itu”.

Emang benar, dan gue mengakui itu. Tuhan punya banyak cara untuk memberikan rezeki kepada umatnya. Entah dari mana asalnya. Yang pasti, Tuhan punya rencana yang jauh lebih baik untuk umatnya, termasuk memberikan kebahagiaan dalam bentuk rezeki.

Ehm, sebentar, gue kok ngomongnya jadi serius, ya?

Oke, kita santai lagi sekarang.

Kalau misalkan kalian tau kehidupan Mpok Nilam, pasti kalian enggak akan percaya kalau dia bisa naik Haji. Bahkan sebelumnya, dia udah pernah Umroh. Enggak bisa di pungkuri, dana buat naik Haji itu enggak kecil dan butuh biaya yang lumayan banyak. Padahal, suaminya cuman seorang Satpam Komplek. Gue di sini benar-benar enggak habis pikir, kok bisa?

Bicara tentang kehidupan Mpok Nilam, kehidupan perempuan paruh baya itu sederhanaaa banget. Bahkan bisa di bilang cenderung miskin. Mpok Nilam adalah seorang Tukang Pijat langganan orang-orang di komplek gue, termasuk Nyokap. Setiap dia ada panggilan Pijat, Mpok Nilam harus berjalan kaki dari rumahnya yang berada di kampung untuk menuju ke Komplek gue. Karena dia keseringan jalan kaki, betisnya udah kayak tukang Becak, kekar banget. Dan kalau kalian liat kedua lengan Mpok Nilam, Ya ampun, benar-benar berotot kayak atlet angkat besi, sampai urat-urat di tangannya itu menonjol. Mpok Nilam memang perempuan perkasa.

Oia, ngomong-ngomong, kalian penasaran gak kenapa Mpok Nilam bisa naik Haji?

Oke, gue ceritain, ya.

Jadi gini, di Komplek gue, Mpok Nilam punya salah satu pelanggan tetap, sebut aja tante Merlin. Dan FYI, tante Merlin adalah pemilik rumah terbesar di Komplek gue. Enggak ada yang bisa ngalahin besar dan megahnya rumah tante Merlin di daerah Komplek gue. Rumah tante Merlin terkenal dengan sebutan “Rumah Batu”, karena model rumahnya yang mempunyai motif seperti tumpukan Batu. Belum lagi di tambah dengan deretan mobil mewah dan tujuh anjing yang menghiasi rumahnya dan menambah kemewahan yang tante Merlin punya.
             Selama beberapa bulan Mpok Nilam bekerja di situ, ternyata dengan sangat baik hatinya, tante   Merlin menawarkan Mpok Nilam untuk naik Haji. Seluruh akomodasi akan di tanggung oleh tante Merlin. Bahkan bukan hanya Mpok Nilam, masih ada tiga orang lagi yang akan di naikan Haji. Dan usut punya usut, ternyata yang membiayai Umroh Mpok Nilam juga tante Merlin. Baik banget, ya? Padahal tante Merlin bukan orang Muslim, tapi dengan baiknya, dia mau menaikan Haji Mpok Nilam. Memang benar-benar rezeki Mpok Nilam banget bisa naik Haji hanya dengan bermodalkan menjadi tukang Pijat.

Berita tentang Mpok Nilam mau naik Haji, terdengar sampai telinga tetangga Mpok Nilam di kampungnya. Dan kebetulan tetangganya Mpok Nilam adalah pembantu yang bekerja di sebelah rumah gue. Jadi waktu Nyokap gue lagi asyik ngobrol di rumah sebelah, pembantu itu pun cerita tentang persiapan Mpok Nilam yang akan naik Haji bulan depan.

***
Dari cerita Mpok Nilam yang gue ceritain di atas, rasanya hal yang menurut orang lain Imposible, namun pada kenyataanya, semua ketidak yakinan tersebut menjadi satu hal yang mungkin terjadi. Enggak usah jauh-jauh, Mpok Nilam yang hanya berprofesi sebagai seorang tukang Pijat yang mempunyai kehidupan yang jauhh dari kata mewah bisa menunaikan Haji. Bahkan buat bekerja aja, dia rela berjalan kaki demi mendapatkan beberapa lembar uang yang jumlahnya enggak sebanding dengan apa yang Mpok Nilam lakukan.

Berbelas-belas tahun Mpok Nilam menjadi seorang tukang Pijat yang berpenghasilan rendah. Dia bekerja sekuat tenaga dan enggak pernah ngeluh. Kalau misalkan di tanya, "Mpok Nilam enggak capek harus jalan kaki buat Pijat?" dan ia cuman bilang "Capek mah pasti, yak. Tapi namanya pekerjaan, kita harus semangat ngejalaninnya". Semangat yang berbelas-belas tahun Mpok Nilam pegang teguh pun akhirnya membuahkan hasil. Mpok Nilam dapat menunaikan ibadah Umroh dan Haji karena di biayai oleh pelanggan Pijatnya, tante Merlin.

See? Nothin' impossible, right?

Buat kalian yang selama ini merasa " Ah, segala usaha yang udah gue lakuin enggak membuahkan hasil! Cuma buang-buang waktu aja" atau " Segala usaha udah gue jalanin, tapi tetap aja gue enggak bisa meraih mimpi gue! Percuma!", buang jauh-jauh deh pemikiran itu. Soalnya, sekecil apapun usaha yang kita lakukan buat meraih mimpi, Tuhan catat, kok. Tenang aja. He-he




Gue ngomong kayak gini, karena gue merasakan banget hasil jerih payah gue membuahkan sesuatu yang manisss banget dan enggak pernah terpikirkan sebelumnya oleh gue. Benar-benar hasil kerja keras itu enggak pernah bohong.

Penasaran apa yang gue dapatkan dari hasil kerja keras gue? Sabar dulu, di postingan selanjutnya, gue akan ceritain. Jadi, tunggu aja yaps!

So, buat kalian, enggak ada yang enggak mungkin, kok. Asalkan kita mau usaha keras dan berdoa buat mencapai apa yang kita mau, Insya Allah, semuanya akan terwujud. Tapi ingat, kadang kita enggak selalu dapat apa yang kita inginkan. Karena Tuhan akan memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Buat kalian yang sekarang sedang berjuang meraih mimpi dan lagi berada di satu titik yang namanya "Ingin Menyerah", Buang jauh-jauh niat itu! Karena di saat kalian berada dalam fase "lelah dan ingin menyerah" , sebenarnya mimpi dan kesuksesan kita ada di depan mata. Namun satu hal yang perlu kita tanamkan dalam hati kita "Jangan berhenti berusaha" dan terus berjuang buat dapatkan mimpi itu. Gue yakin, kalian banyak yang jauh lebih baik daripada gue. Buktiin kalau kalian bisa, dan percaya dengan segala kemampuan yang kalian miliki. Jangan karena kekurangan yang kita punya, menjadi sebuah alasan buat berhenti berusaha. Jangan! Karena justru karena kekurangan yang kita punya lah yang seharusnya menjadi pemompa semangat untuk dapat meraih apa yang kita impikan.

Keep your dreams up and work hard for it guys! :D


Minggu, 22 Juni 2014

Be An Introvert. Why Not?




Hai semuanya!

Ngomongin tentang kehidupan sosial, kayaknya hal yang satu ini emang enggak bisa lepas, ya, dari kehidupan kita? Apalagi kalau bukan ‘go get a friend a lot as you can’. Yeah, namanya mahluk sosial kayak kita, khususnya remaja, mempunyai banyak teman adalah salah satu kebahagiaan sendiri. Karena di samping membuat hidup kita lebih berwarna, teman terkadang bisa memberikan arti hidup dan membuat pemikiran kita jauh lebih terbuka. Meskipun terkadang, enggak semua teman yang kita punya itu baik.



Oke, gue mau menceritakan sedikit tentang kehidupan sosial gue. Jujur, gue itu anaknya emang agak susah bergaul sama orang lain. Walaupun sebenarnya, gue seneng banget ketemu orang-orang baru dan menjalin hubungan pertemanan. Ya tapi apa daya, karena memang gue ini dasarnya emang pendiam dan jarang bergaul juga, jadinya gue agak bingung buat memulai topik obrolan dari mana. Pemikiran gue udah macam-macam, tuh. Takutnya apa yang gue obrolin itu enggak asyik dan membosankan, ataupun semacamnya. Yahh intinya sih, gue itu enggak terlalu pandai banget dalam bergaul, alias not have a good social’s skill

Gue itu adalah tipikal cewek yang lebih asyik sama pemikiran gue sendiri. Kalau misalkan dalam ilmu Psikologi, kepribadian manusia itu kan ada dua, yaitu Introvert (Pendiam) dan Ekstrovert (Periang), dan setiap orang punya dua kepribadian tersebut. Namun, pasti ada salah satu dari sifat tersebut yang lebih dominan. Dan kepribadian gue lebih dominan yang Introvert (Pendiam).

Awalnya, gue sedih banget ketika tau sifat gue lebih condong ke Introvert. Karena waktu itu gue mikir, cewek itu harus cerewet dan lebih aktif bicara. Pernah juga gue mencoba cerewet seperti teman-teman gue yang lain. Namun, itu enggak berlangsung lama. Makin lama gue merasa aneh dengan mencoba ‘menjadi orang lain’. Akhirnya? Gue balik jadi seorang cewek pendiam. Dan pada kenyataannya, gue enggak bisa seperti itu. Gue bukan tipe cewek yang gampang berbaur dan banyak omong kayak kebanyakan cewek. Gitu.



.....


Selama beberapa tahun, gue terpuruk sama sifat gue yang pendiam. Gue selalu menyalahkan Tuhan dan keadaan, dan selalu mengeluh sepanjang hari ini. Dan jujur aja, dengan kalian mengeluh, hidup kalian akan terasa jauhhh lebih berat dan melelahkan. Dan ini adalah beberapa kalimat yang sering gue keluhkan dulu,

“Kenapa sih gue kok jadi orang pendiam?!”

“Kenapa sih gue enggak bisa gampang bergaul kayak temen-temen gue yang lain?”

“Hidup gue menyedihkan banget! Enggak ada satupun orang yang mau temenan sama gue!”

“Kenapa gue enggak pintar ngomong! Kenapa gue selalu kaku dan menunggu orang lain buat ngajak gue ngobrol?!”

“Kenapa gue terlalu sensitif dan selalu memandang segala hal dengan seius!”

Yah, gue enggak mau munafik. Karena waktu dulu, memang gue itu lebih sering mengeluh dan menyalahkan keadaan, ketimbang memperbaiki keadaan supaya lebih baik. Gue selalu memyalahkan kepribadian gue yang pendiam. Pokoknya, hidup gue terasa suram banget.

Ketika gue masih duduk di bangku SMA, gue sering melihat beberapa temen gue yang cewek dengan asyiknya, sering foto bersama dengan wajah yang benar-benar riang gembira banget. Dan gue cuma bisa ikutan senyum melihat kebiasaan teman-teman gue yang satu ini dari kejauhan. Kadang dalam hati, ada hasrat buat ikutan foto bareng sama mereka. Ya tapi, karena gue jarang ngobrol dan enggak terlalu dekat dengan mereka, jadinya kan kesannya ‘sok akrab’ banget kalau mau ikutan foto. So, ya gue lebih baik pergi ke kantin ataupun pergi ke kelas sebelah buat ngobrol-ngobrol.

Kalau gue mau menjabarkan kekurangan gue, itu tuh buanyakk banget! Gue itu tipe cewek yang enggak mudah terbuka dengan orang lain (bahkan teman gue sendiri). Gue tipe cewek yang kalau ngomong kadang enggak di pikir dua kali, jadi terkadang kedengerannya ketus (padahal gue cuman menyampaikan apa yang gue pikirkan). Gue itu tipe cewek pelupa dan cerobohnya minta ampun. Dan masih banyak lagi kekurangan yang gue punya. He-he.

Eh, elo enggak malu mengumbar kekurangan yang lo punya?

Malu? Ha-ha. Buat apa malu? Justru di sini karena gue mau jujur dengan diri gue sendiri. Gue enggak malu kalau gue itu memang cewek pendiam dan susah bergaul. Ya karena itulah apa adanya gue. Mungkin dulu gue boleh malu dengan kepribadian gue. Tapi kalau sekarang? No more! Gue malahan amat sangat bangga karena sifat Introvert gue. What’s the problem with Introvert personality? Banyak kok orang-orang sukses di luar sana yang bisa meraih segala kesuksesan dan kebahagiaan yang mereka inginkan. Contohnya kayak Abraham Lincoln (Mantan Presiden Amerika) dan J.K.Rowling (Author of "Harry Potter") adalah salah satu contoh orang-orang Introvert yang sukses. Keren banget, ya? :D



Gue waktu itu terlalu mikirin omongan orang lain tentang gue. Pernah ada salah satu teman gue ngomong kayak gini “Ah, Lia mah lebih asyik di dunia maya daripada di dunia nyata!”. Dan ada juga yang ngomong , “Lia mah kalau di kelas diem, tapi kalo di Twitter bawel banget”. Yah, gue sempat down juga sih di bilang kayak gini. Kesannya gue itu anak cemen yang beraninya cuma di dunia maya. Jadi pada akhirnya, gue lebih memilih  jarang ngetweet dan bales Mention seperlunya.

Tapi setelah gue pikir-pikir lagi, Kenapa gue jadi berubah karena pendapat orang lain?’. Karena pada dasarnya, gue memang lebih bisa mengekspresikan diri gue lewat tulisan. Maka, media kayak Blog dan Twitter lah yang jadi tempat yang pas untuk gue berkicau ria. Apa gue mesti berubah jadi orang lain supaya enggak ada yang komentarin? Sepertinya enggak bakal mengubah semuannya. Pasti adaaa aja orang yang komentarin. But, forget it. He-he 

Jadi buat kalian punya kepribadian Introvert kayak gue, enggak usah sedih. Kalau misalkan kalian terus mengeluh dengan sifat Introvert, mau sampai kapan? Hidup itu terlalu singkat buat mengeluh terus menerus. Menjadi Introvert bukan sebagai penghalang buat kita melakukan banyak hal. Gue ngomong kayak gini bukannya karena gue merasa lebih baik dari kalian. Bukan. Justru gue sekarang lagi berjuang menjadi diri sendiri dan menikmati apapun yang telah Tuhan berikan kepada gue. Dan satu hal yang ingin gue katakan adalah, Gue bangga menjadi seorang INTROVERT.

Oke, sampai di sini dulu postingan gue. So, anyone have an Introvert personality like me? Share on the comment below yaps'! :D

Sabtu, 21 Juni 2014

High School's Story



Semenjak gue lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMA), banyak banget hal-hal yang gue pikirkan. Gue cuma bertanya sama diri gue sendiri; Apa sih yang selama ini gue dapatkan selama di masa putih abu-abu?

Kalau menurut gue pribadi, banyak banget hal yang gue dapatkan ketika duduk di bangku SMA. Yahh walaupun enggak semua kenangan di sekolah itu menyenangkan, ya. Tapi seenggaknya, kita punya cerita ketika masa sekolah. Apapun itu, entah seneng-dongkol-aneh-serem dan sebagainya.



Oke, di postingan gue kali ini, gue mau nge flashback kembali kenangan gue saat SMA. Enggak kerasa banget, gue udah lulus sekolah aja. Perasaan baru aja kemarin gue ikut Masa Orientasi Siswa (MOS) Ehh sekarang gue udah jadi alumni aja. He-he. Waktu berlalu dengan cepat banget.

Kalau ngomongin tentang sekolah, adaaaa aja kejadian ataupun cerita yang asik buat di dengar. Entah cerita tentang guru, murid ataupun hal-hal lainnya. Intinya, setiap sekolah punya berbagai cerita yang unik pastinya.

Dan sekarang, gue mau ceritain tentang hal-hal yang gue rasakan ketika ada di Sekolah.


KELAS X (1 SMA)


  • IM NOT AN ORACLE



Ketika gue duduk di kelas satu SMA, banyak temen-temen di kelas gue yang sering curhat tentang cinta dan semacamnya. Ya mungkin keliatannya gue kayak Psikolog dadakan di kelas. Tapi mereka-mereka yang curhat ke gue itu lebih mengarah ke ramal. Tapiii di sini, gue enggak ada ilmu meramal ataupun semacamnya, ya. Itu dosa banget, dan kalian enggak boleh percaya! Namanya musyrik, oke? :D

Jadi gini, gue enggak tau awalnya dari mana. Tapi yang jelas, beritanya jadi nyebar, dan hampir seluruh anak cewek di kelas gue pada curhat dan minta solusi ke gue. Gue di sini berperan sebagai mediator, bukan sebagai narasumber yang ngasih wejangan tentang cinta.

Terus, yang ngasih saran siapa kalau bukan elo, Li?

Nyokap. Nyokap gue lah yang menjawab segala masalah percintaan temen-temen di kelas gue. Dan gue cuma sebagai mediator, agar setiap ucapan yang nyokap gue sampaikan, gue olah lagi kata-katanya. Supaya gampang di pahamin sama temen-temen gue nantinya. Gitu

Proses temen-temen gue minta tolong ke nyokap gue ada beberapa langkah, diantaranya:

  • Dengan muka melas, temen-temen yang minta tolong di kasih solusi menceritakan semuanya kepada gue. Tapi jujur aja, gue enggak pernah minta mereka ceritain semuanya! Gue cuma bilang 'ceritain aja inti masalahnya kayak gimana'. Tapi berhubung gue itu orangnya enggak banyak omong, jadinya setiap rahasia aman dan enggak bakal bocor. Dan kalaupun ada yang nanya, enggak bakal gue kasih tau.
  • Selanjutnya, gue pun langsung menceritakan keluhan temen-temen gue ke nyokap. Tentu aja, cerita dari temen gue, gue ubah lebih singkat lagi, agar nyokap bisa gampang paham dengan inti ceritanya. Sejam kemudian, nyokap pun bakal ceritain panjang lebar tentang nasihat yang di tunjukan kepada temen gue
  • Ke esokan harinya, temen gue yang minta tolong sama gue pun dengan cepat langsung menghampiri gue dan menanyakan apa yang nyokap gue bilang. Dan setelah gue ceritain semuanya, responnya bermacam-macam. Ada yang seneng, bete dan ada juga yang udah gue ceritain panjang lebar tapi tetep enggak ngerti.
  • Dan begitu seterusnya
Awalnya sih gue seneng-seneng aja ya bisa membantu permasalahan temen-temen gue. Tapi sebelumnya, gue mau memberi tau satu hal: Nyokap gue bukannya bisa meramal, dia bisa memberi tau gambaran cinta temen-temen gue karena berdasarkan pengalaman yang ia tau dari teman-temannya. Dan membuat gue seneng adalah, jadi banyak temen di kelas yang ngobrol sama gue. Karena gue itu tipikal orang yang agak pendiam dan harus di pancing dulu kalau mau ngobrol. Tapi kalo misalkan mood gue lagi bagus, gue biasanya akan jauh lebih bawel daripada biasanya.

Oke, balik lagi ke cerita awal.

Kesenengan gue dalam membantu masalah mereka pun enggak berlangsung lama. Setelah gue perhatiin baik-baik, mereka yang ngajak ngobrol gue dan secara tiba-tiba ramah itu ketika mereka lagi butuh aja. Mereka cuma butuh gambaran tentang solusi hubungan cinta mereka ke gue. Dan sehabis gue bantu, mereka pun langsung pergi dan enggak ngajak gue ngobrol gue. Dan gue sadar, kalau gue ternyata...

DI MANFAATIN.

Dan semenjak saat itu, gue memutuskan untuk menutup jasa 'solusi cinta' di kelas gue.

  • TAEKWONDO, CIAT!



Waktu di sekolah, gue sempet ikut eskul beladiri Taekwondo. Karena gue suka olahraga beladiri, makanya gue mutusin buat ikutan eskul ini. Di sini, gue punya dua pelatih, namanya Sabaeum Asa dan Reza. Tapi dari dua pelatih ini, gue paling sayang sama sabaeum Asa. Enggak tau kenapa, kayaknya tuh gue ngerasa deket aja sama dia. Tapi sayang dalam arti kayak keluarga loh, ya, bukan cinta monyet.

Dan selama Eskul, sabaeum Esa banyak banget ceritain tentang hal-hal yang menginspirasi murid-murid yang ikut beladiri ini. Dan di sini juga lah, banyak ilmu yang enggak bakal di dapatkan di tempat manapun. Kecuali di eskul Taekwondo Sekolah gue.

Dan Alhamdulillah banget, gue mengikuti sempat mengikuti lomba kejuaran Taekwondo di bulan Februari tahun 2013. Meskipun gue hanya mendaptkan Medali Perak. Namun seenggaknya, gue mengharumkan nama Sekolah dengan prestasi yang gue raih.



  • MY FIRST LOVE


Saat gue duduk di kelas satu SMA, gue menemukan seseorang yang mengubah segalanya dalam hidup gue. Memang kedengarannya lebay, tapi itu yang gue rasain. Gue merasa hidup gue dalam hal cinta seketika berubah drastis saat kenal sama satu cowok, sebut aja Dika. Dia adalah cinta pertama gue selama di SMA. Bagi gue, Dika adalah cowok pertama yang mewujudkan satu impian gue sejak lama, yaitu: Rasanya di taksir duluan sama cowok. Dan dia beri itu semua ke gue, dimana keadaan gue cuma seorang cewek cupu yang enggak cantik-cantik amat. Sedangkan dia adalah cowok populer dan di taksir sama banyak cewek-cewek. Ceritanya kayak FTV banget, ya? Tapi itu semua emang Real alias nyata. Tapi sebenernya, gue juga enggak tau pasti apa Dika beneran suka sama gue apa enggak. Karena gue sama sekali enggak pernah pacaran sama Dika :")

Dika adalah orang yang selalu tepuk tangan paling kencang dan bersemangat ketika gue tampil di depan kelas buat presentasi tugas. Dika adalah orang pertama yang selalu memberi gue semangat ketika olahraga Soft Ball (Kasti). Dika adalah cowok yang rela maki temennya karena udah ngatain 'bego' ke gue. Dia adalah cowok yang selalu memutar lagu-lagu Paramore kesukaan gue dengan volume yang keras. Dia adalah cowok yang ketika di ruang ujian, manggil-manggil gue bukannya untuk nyontek, melainkan cuman mau ngatain gue 'Sulis' dan membuat gue gondok, lalu dia cekikikan melihat ekspresi kesal gue. Dia adalah cowok yang rela menghentikan makan siangnya hanya buat bantuin gue yang kesusahan duduk karena terlalu banyak membawa banyak barang, lalu membenarkan posisi bangku gue. Dan dia adalah cowok pertama yang rela menghentikan motor Matic putihnya, lalu nyamperin gue dan bilang "Li, gue pulang duluan, ya". I miss that moment, Dika :")




KELAS XI (2 SMA)


  • KESURUPAN !
Waktu itu di kelas gue adalah satu kejadian yang bikin geger banget. Saat kejadian itu, temen-temen cewek di kelas gue seketika langsung histeris dan teriak-teriak. Gimana gak teriak, di kelas gue ada salah satu cowok yang PASTI kesurupan pas pelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan guru Bahasa Indonesia gue, Ibu Atun, jadi parno dan takut mau ngajar di kelas gue.

Jadi awal ceritanya kayak gini, pas pelajaran Bahasa Indonesia, semua anak-anak di kelas gue lagi pada anteng dengerin Ibu Atun ngejelasin materi. Eh tiba-tiba, dari belakang kelas, ada suara grasak grusuk yang mengganggu telinga banget. Sampai akhirnya ada suara

"BRAKKKK!!"

Gue sama anak-anak yang lain langsung nengok dong ke asal suara itu. Dan bener aja, temen gue yang namanya Amad, lagi ngamuk dan nendang-nendangin barang yanga ada di sekitarnya. Sesaat kemudian, dia berjalan menuju depan kelas dan nonjokin tembok sampai suaranya menggema satu kelas.

"SEMUANYA KELUARR!" Seru ketua kelas gue yang bernama Tama.



Sontak aja semua anak-anak di kelas gue langsung pada keluar dari kelas, karena kondisi si Amad makin parah. Dia udah menggerang-gerang dan ngeluarin suara khas orang Kesurupan. Bahkan untuk membuat keadaan Amad yang lagi Kesurupan, ketua kelas gue, si Tama, mencoba buat membantu ngeluarin Setan yang ada di tubuhnya si Amad. Bukannya si Setan keluar, malah si Tama yang ketempelan. Dan alhasil? Tama malah muntah-muntah dan langsung lemas.

Sehabis itu, saat keadaan si Amad udah lumayan tenang, temen-temen cowok di kelas gue gotong royong buat membopong tubuhnya si Amad menuju ke Mushalla Sekolah. Dan gue enggak tau lagi kelanjutan ceritanya kayak gimana. Soalnya pas gue sama beberapa temen gue mau ke Mushalla, di cegat sama salah satu guru, dan menyuruh buat balik ke kelas.


  • TWO MONTHS FOR FOUR MINUTES

Waktu itu, Ibu Atun memberi tugas untuk membuat film singkat, atau bahasa kerennya sih film INDIE. Dan gue bersama tujuh teman gue pun akhirnya memutuskan untuk membuat Film dengan tema yang selalu berubah-ubah. Tema pertama ceritanya sangatttt terarah, dan terencana banget. Judulmya gue lupa, tapi ada 'darah-darah' nya. Jadi ceritanya tentang sekelompok remaja yang menginap di suatu Villa. Dan dari sekian anak-anak remaja itu, ada salah satu cewek yang memiliki dendam kesumat karena dia sering di Bully. Dan akhirnya, semua remaja itu di bunuh satu per satu, dan si cewek pembunuh itu pun akhirnya memutuskan buat bunuh diri.

Tapi akhirnya tema Horror itu enggak jadi di gunakan, soalnya terhambat sama masalah tempat dan properti.

Oia, selama pembuatan tugas Film INDIE, gue dan teman-teman yang lain memutuskan untuk meminta bantuan ke salah satu Alumni di Sekolah gue, sebut aja Dirgan. Dirgan adalah cowok yang udah lumayan Profesional di bidang pembuatan Film. Karena dia tau seluk beluk pembuatan Film yang bagus, makanya gue memutuskan buat meminta jasa ka Dirga.

Beberapa Ide pun udah di rundingin sama ka Dirga. Tema pertama yang ka Dirga usul kan buat kelompok gue adalah tentang Drama Musikal. Jadi nanti, model Film nya kayak semacam High School Musical gitu


Tapi karena dari temen-temen gue, yang bisa nyanyi cuma satu orang, dan selebihnya (termasuk gue) suaranya hancur parah, tema tentang Drama Musikal pun akhirnya enggak di gunakan buat tema Film.

Dan selama beberapa menit rundingan, akhirnya kami semua memutuskan buat mengusung tema Action yang judulnya 'Gentle Men'

Jadi Film Gentle Men menceritakan tentang dua kelompok geng berandal yang ngerebutin satu cewek idaman semua cowok. Dan akhir dari film ini adalah, dua geng berandal yang berantem itu akhirnya meninggal semua, dan enggak ada satupun yang jadian sama cewek itu.

Dan asal kalian tau, selama dua bulan, gue dan teman-teman yang lain membuat Film INDIE yang hasilnya cuma berdurasi empat menit. Dikit banget, ya? Emang. Soalnya, satu setengah bulan itu kita semua cuman sibuk ngebahas tentang tema yang ujung-ujungnya enggak jadi di pakai buat filmnya. Dan akhirnya, hanya dalam waktu setengah hari, Film " The Gentlemen" pun terlahir.


KELAS XII ( 3 SMA)


  • THE LATEST STUDENTS
Ketika gue duduk di kelas tiga SMA, adalah saat dimana kebiasaan gue ketika SMP pun kumat lagi. You know what is it? Yap, i'm always late to come to School. Yap, dalam seminggu, gue bisa telat tiga ataupun empat kali. Dan kali di hitung dalam waktu setahun, gue bisa telat sebanyak enam puluh kali. Banyak, ya? Emang. Bahkan saking seringnya gue telat, guru yang bisa mendata nama-nama murid yang telat, sampai hafal dengan wajah dan kelas gue.

Berbagai hukuman pun udah pernah gue rasakan selama telat datang ke Sekolah. Mulai dari pungutin sampah plastik, bersihin lantai Mushalla Sekolah, mondar-mandir di lapangan, hormat ke tiang bendera dan banyakkk lagi.

Pernah waktu itu, dalam seminggu, gue telat empat hari berturut-turut, dan di saat gue telat itu, ada wakil kepala Sekolah yang memang sering merhatiin gue.

"Eh si Ria telat lagi. Haduhhh" Seru Wakil Kepala Sekolah yang selalu salah manggil nama gue. Sebut aja Bapak Aru.

"He-he. Macet, Pak" jawab gue sambil nyengir.

"Kamu tuh, aduh, lama kelamaan saya bikin piala penghargaan buat kamu. Tulisannya, 'The Latest Student'. Telat mulu lagian si Ria " ucap pak Aru. Udah tau nama gue Lia, masih aja manggilnya Ria.

Saking gerahnya Wakil Kepala Sekolah sama kelakuan gue yang enggak tobat-tobat, dia pernah minta gue buat pindah Sekolah, karena makin hari gue telat terus dateng ke Sekolah. Tapi untungnya, Wakil Kepala Sekolah gue memang dasarnya baikkk banget. Jadi, setiap gue telat, dia cuma bilang "besok jangan kayak gini lagi, ya". Tapi tetap aja, besoknya gue telat lagi. He-he.



Sebenernya banyak banget kisah di SMA yang penginn gue ceritakan di sini. Tapi mungkin, segini aja cukup kali, ya? :D

Okey, ini adalah sedikit cerita gue selama di SMA. How bout ya' guys?











Kamis, 19 Juni 2014

Failed Dental Assistant




Hai semuanya :D

Seneng banget bisa nulis lagi di blog ini dan membawa cerita baru yang gue alamin akhir-akhir ini. Dan Allhamdulilah, karena gue lagi free, jadinya bisa cerita-cerita lagi di sini :D

Oia, gue mau ceritain sedikit nih tentang pengalaman pertama gue mencari perkerjaan. Walaupun gue baru lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMA), juga umur gue yang baruuu aja 18 tahun, gue punya niat buat cari pengalaman sebanyak-banyaknya dalam dunia pekerjaan.

Kalau kalian berpikir, "Kok kerja? Kenapa enggak kuliah aja?" jawabannya gue ada dua nih buat kalian.


  •  Sehabis kelulusan SMA, gue bener-bener Gabut alias enggak ada kegiatan sama sekali. Jadi ya gue    berpikir, daripada gue cuma di rumah diem aja, mending gue kerja. Selain bikin gue gerak dan aktif, di samping itu gue bisa menghasilkan duit sendiri.



  • Gue mutusin buat menunda satu tahun buat kuliah, karena gue mau mencari pengalaman sebanyakk banyaknya. Apapun itu.


Oke, jadi di postingan gue kali ini, gue mau ceritain tentang pengalaman Trainning gue di salah satu klinik Dokter Gigi di Jakarta Selatan, sebut aja klinik Dr. Indra. Dan di tempat klinik tersebut, bisa di bilang tempatnya benar-benar ekslusif dan berkelas banget. Gue aja sempat enggak percaya kalau gue bakalan Trainning di tempat kayak gitu. Nah yaudah tuh, akhirnya, gue sama temen gue, namanya Ulan, mutusin buat melamar di tempat itu.

Hari Jumat kemarin, gue sama Ulan datang ke Klinik Dokter Indra untuk Interview. Saat sesi Interview, Ulan dapat giliran pertama buat masuk ke dalam ruangan. Sekitar 20 menit menunggu, akhirnya Ulan pun keluar dari ruangan dan giliran gue yang di Interview.

Dan saat gue masuk ruangan, ternyata yang akan Interview gue adalah seorang ibu-ibu paruh baya, sebut aja ibu Fransiska. Dalam pikiran gue, ketika gue masuk, dia bakal bilang "Silahkan duduk". Tapi kenyataannya dia malah bilang..

"Ehh, kamu hamil, ya?!"


"HAH?!" gue kaget sambil melihat ke arah perut. "Eh enggak bu, saya enggak hamil. He-he"

Gila. Segitu buncitnya kah gue sampai di bilang hamil?.

Ibu Fransiska terdiam sebentar sambil melihat ke Curiculum Vitae (CV) gue sambil memangku tangan. Sehabis itu, dia langsung menatap gue dengan tatapan yang sendu.

"Rumah kamu jauh juga ya. Kamu nanti kalau kerja di sini gimana? Bisa telat terus loh kamu"

"Nanti saya niat mau nge- kost bu di sini, bareng sama Ulan" Jawab gue dengan semangat.

"Kamu yakin mau kerja di sini? Emang kamu mau melamar kerja sebagai apa?"

"Yakin, bu! Saya mau melamar sebagai Asisten Dokter"

Ibu Fransiska cuma manggut-manggut. Dia terdiam sebentar, sampai akhirnya dia buka suara lagi dan menanyakan beberapa pertanyaan,

"Kamu nanti kuliah, mau pilih jurusan apa?" tanya Ibu Fransiska.

"Sastra Inggris!" Gue menjawab dengan sangattt antusisas.

"Papa kamu kerjanya apa?"

"Dosen, bu"

"Mengajar di bidang?"

"Management, bu"

Ibu Fransiska berdeham sebentar sambil melihat berkas-berkas yang ada di hadapannya. Dia melirik sedikit ke arah gue, lalu bertanya sesuatu,

"Kamu enggak malu kerja di sini? Jadi Asisten Dokter itu ada menyapu sama mengepel, loh"

Dengan semangatnya, gue langsung bilang "Saya enggak malu, bu! Saya juga mau cari pengalaman kerja, kok. Jadi bagi saya enggak apa-apa kalau misalkan emang seperti itu"

"Ayah kamu tau kalau kamu melamar kerja di sini?" Tanya Ibu Fransiska.

"Tau! Kata Papa enggak apa-apa, lagian kerja di sini buat pengalaman. Jadinya Papa udah izinin saya, bu"

Ibu Fransiska melihat lekat-lekat ke arah gue. "Kamu bener-bener mau kerja di sini? Kamu niat?"

"Saya yakin dan saya niat!"

"Emm, gini maksud saya..." Ibu Fransiska menghela nafas. "Ayah kamu Dosen, tapi anaknya malah enggak Kuliah dan kerja di sini. Ya saran saya kenapa enggak kuliah aja"

"Saya emang udah niat kerja, bu. Kan saya kuliah juga mulai tahun depan"

Tapi ada satu yang bikin gue bingung. Ketika gue lagi di Interview, tiba-tiba Ibu Fransiska nanya:

"Kamu orang mana, sih?"

Gue diem tuh sambil mikir, "Hah? Ngapain dia nanya gue dari suku mana? Emang kalo mau kerja harus berdasarkan suku, ya?"

"Eh? Saya orang Jawa, bu"

"Jawa mana?" Ibu Fransiska tambah Kepo

"Jawa Tengah, bu. Solo"

"Muka kamu enggak kayak orang Solo, loh, Lia.. Kamu tuh..."

Gue memotong ucapan Ibu Fransiska. "Saya ada campuran Sukabumi, bu, dari Mama"

Ibu Fransiska geleng-geleng seakan enggak percaya sama apa yang baru aja gue omongin.

"Dari cara ngomong kamu aja tuh enggak ada Solo ataupun Sukabumi. Orang Solo kalau ngomong halus dan lembut loh. Kamu tuh malah keliatannya kayak orang Madura atau enggak Ambon"

Jadi maksudnya omongan gue kasar, begitu?

Ibu Fransiska pun melanjutkan  ucapannya kembali. "Di sini tuh semua pekerja di haruskan berbicara dengan nada yang halus dan serendah mungkin. Di sini bukan kerja di gudang yang harus ngomong keras."

Di sindir abisss.

"Yaudah, kalau kamu emang niat dan yakin kerja, Besok kamu datang kesini untuk di Trainning"

"Iya bu" ucap gue.

Dan setelah di Interview, gue sama Ulan memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing dan mulai Trainning pada hari Senin, tanggal 16 Juni 2014.

 NYASAR THE EXPLORER'S DAY!

Hari pertama menuju ke Klinik Dokter Indra, gue sama Ulan udah stress berat. Stress di sini bukan karena masalah Trainning-nya, tapi pas perjalanannya. Kita berdua nyasar.

Jadi selama perjalanan, gue sama Ulan kan naik motor, dan itu kita udah nyasar ke berbagai tempat. Dan tentu aja, kita berdua udah bertanya sama orang-orang yang berbeda.

Jadi gue sama Ulan memutuskan buat nanya sama orang yang lagi jalan kaki kala itu. Dan kebetulan, kita berdua ketemu sama satu pasangan yang lagi asik jalan kaki. Yaudah tuh, gue dan Ulan mutusin buat nyamperin mereka berdua dan bertanya,

"Maaf, kalau misalkan mau ke arah Senayan lewat mana, ya?" Tanya Ulan

"Senayan?" Si Mas-mas itu mengkerutkan dahi. "Emm.. Nanti mbak lurus aja, sampai ada belokan, mbak belok kiri.

Da tiba-tiba, si Mbak-mbak nya juga ikutan nyaut. "Pokoknya kalau misalkan ada jalan ke atas, lewat yang atas!

"Lewat bawah juga bisa" Si Mas-mas itu nimpalin

"Apaan sih orang lewat atas juga bisa! Lebih gampang!" Si Mbak-mbak itu mulai sewot

"Ya tapi kan lewat bawah juga bisa maksudnya!"

Gue sama Ulan cuma diem aja pas mereka berdua lagi adu mulut gara-gara jalanan. Sampai akhirnya gue pun buka suara,

"Aduh mas, mbak, saya bingung. Jadi sebenernya lewat jalan yang mana, ya?"

"Atas!" Seru si Mbak itu.

"Bawah!" Mas-mas nya gak mau kalah.

Ampun, deh.

Karena si Mas dan Mbak terus adu mulut, akhirnya si Mas-mas itu pun mengalah karena ngeliat muka Mbak-mbak nya yang udah bete. "Yaudah, mbak lewat jalanan atas aja"

"Oh oke, makasih ya" ucap gue.

Dan setelah gue sama Ulan mulai jalan, Ulan belok ke kiri sesuai dengan instruksi dari Mas-mas yang ngasih instruksi buat menuju ke Senayan. Dan sampai pada akhirnya....

"LAH KITA DIMANA, NIH?" Gue shock saat melihat pemandangan di depan mata enggak ada gedung sama sekali, dan cuma ada jalanan kosong melompong. Dan satu lagi, enggak ada jalanan 'atas dan bawah' kayak yang di omongin sama Mas dan Mbak yang barusan kita berdua tanyain

"LI KITA DI MANA LI!" Ulan panik, dan gue juga ikutan panik.

'Santai santai! Kita cari orang dulu buat nanya buat arah ke Senayan" Gue mencoba buat menenangkan kondisi.  Dan sampai pada akhirnya, kita berdua bertemu dengan salah satu cewek yang sedang jalan kaki dan menggunakan seragam kantoran, dan memutuskan buat nanya ke cewek itu.

"Maaf mbak mau nanya, kalau misalkan mau ke Senayan lewat sini bukan, ya?"

Cewek Kantoran itu terdiam sebentar, lalu tiba-tiba matanya terbelalak "Eh?  Ihh... Di sini bukan ke arah Senayan, mbak, tapi ke arah Ragunan"

"HAH RAGUNAN?!!" Gue sama Ulan bener-bener kaget pas tau arah jalan yang mau kita lewatin malah ke Ragunan, bukan ke Senayan.

Cewek Kantoran itu cuma cengengesan pas ngeliat ekspresi muka gue dan Ulan yang Shock. Sesaat kemudian, cewek itu pun ngasihkita berdua informasi "kalau misalkan mau ke Senayan, bisa sih lewat sini. Tapi mbak harus jalan lurusss terus, abis itu belok, deh. Masalahnya, jalannya jauhhh banget"

"Yah mbak, emang enggak ada jalan yang deket apa?" Tanya Ulan dengan mukanya yang udah putus asa banget.

Cewek kantoran itu terdiam, lalu melihat ke arah lampu merah yang ada di sebrang jalan sambil menunjuk.

"Mbak kalau mau , bisa nyebrang lawan arah ke Lampu merah yang disana. Kalau mau nyebrang aja, tapi kalau saya jadi mbak, saya enggak berani. He-he"

Gue sama Ulan diem. Kita mikir gimana caranya buat nyebrang ke sebrang jalan tanpa harus muter balik dulu. Dan karena gue gerah mau nanya ke semua orang, akhirnya gue pun turun dari motor dan mencoba nanya sama salah satu aki-aki tua yang jalan sendirian di pingir jalan. Sebenernya gue juga enggak yakin mau nanya ke itu orang, tapi gapapa, deh.

"Li! Lo ngapain turun dari motor?!" Seru Ulan yang kaget karena tiba-tiba gue turun dari motor

"Diem dulu! gue mau nanya sama orang!"

Gue berjalan sedikit ke arah aki-aki tersebut dan bertanya,

"Maaf pak mau tanya, kalau misalkan mau ke Senayan lewat mana, ya?"

Aki-aki itu diem sambil ngeliatin gue. Lalu langsung menunjuk ke arah lampu Merah yang ada di sebrang jalan. " Lewat lampu merah yang di situ aja. Mbak tinggal jalan kaki sedikit kesana"

"Emm pak, saya bawa motor. Tuh, sama temen saya"

"Yaudah motornya di tuntun aja, cepetan lewat sana! Mumpung belom ada Polisi.

"Serius pak lewat sana? Langsung ke arah Senayan, kan?" Tanya gue untuk meyakinkan ucapan Aki-aki itu.

"Iya lewat sana. Tapi jangan sampai ketauan Polisi"

Dan sehabis gue nanya sama itu Aki-aki, ternyata gue ketemu lagi sama Mbak dan Mas yang pertama kali kita berdua tanyain. Si Mas itu ketawa sambil melihat ke arah gue dan Ulan.

"Lah kok malah di sini?" Tanya si Mas-masi itu keheranan. " Jangan belok pas pertigaan. Kan saya bilang, lurus aja, abis itu baru belok"

" Iya mas, tadi salah belok ke sini. He-he" Ucap si Ulan.

"Jangan lewat sini! Pokoknya lewat jalanan yang atas aja, ya!" Seru si Mbak-mbak itu yang masih aja ngotot  nyuruh gue dan Ulan buat lewat jalan atas.

Ulan pun dengan cepat langsung memutar arah motornya dan menyebrang ke arah lampu Merah. Dan setelah kita berdua melewati jalan atas, gue pikir enggak bakal nyasar lagi. Eh tau-taunya malah makin parah. Gue sama Ulan malah masuk Gelora Bung Karno (GBK) dan muter-muter enggak jelas dan cuma bikin Bensin tambah tiris. Dan sampai pada akhirnya, gue sama Ulan ketemu sama seorang penjual Rujak yang lagi motong-motongin buah.

"Maaf pak, mau tanya. Kalau misalkan Senayan dimana, ya?"

Si bapak penjual rujak itu menengok ke arah kita berdua sambil mengarahkan pisaunya. "Heh? Tuh Senayan!"

Gue sama Ulan melihat ke arah pisau yang di arahkan oleh si penjual Rujak. Dan ternyata, Senayannya ada di depan mata! Dan bodohnya, kita enggak sadar kalau Senayan yang segitu gedenya ada di situ. Yaudah, akhirnya kita berdua pun langsung meluncur ke arah Senayan dan pergi menuju klinik Dokter Gigi Indra dan mulai Trainning di sana.

Hari kedua Trainning, adalah hari dimana gue dan Ulan dilatih sebagai Asissten dokter gigi pun berakhir. Trainning berakhir bukan berarti kita berdua langsung kerja di sana, tapi lebih tepatnya, gue sama Ulan enggak bisa di Trainning di tempat itu lagi. Alasannya sih karena kita lelet dan lambat buat pahamin materi yang di kasih sama kepala Asisten di sana. Gila, bayangin aja, deh, dalam dua hari aja, kita berdua udah di kasih materi yang banyakkkk banget, dan kepala Asistennya bilang kita berdua lambat pahamin materinya. Ya mungkin emang bukan rejeki gue sama Ulan buat kerja di sana. Tapi seenggaknya, kita udah dapet ilmu yang bermanfaat banget tentang Gigi. He-he



Oke, itu adalah pengalaman gue Trainning jadi Asissten Dokter Gigi. Walaupun pada akhirnya gue dan Ulan enggak bisa kerja di tempat klinik elit itu, tapi seenggaknya, gue udah bisa merasakan manfaat yang gue dapet selama di sana. Pengalaman bertambah, dapet banyak ilmu, ketemu orang-orang baru dan banyak banget hal-hal yang sebelumnya enggak pernah gue rasakan.


Jadi itu adalah pengalaman pertama gue jadi Trainner Asissten Dokter Gigi. Apa pengalaman kerja pertama lo?