Gue sebelumnya mau nanya dulu, nih. Kalian pernah gak sih ngerasain hal yang memalukan banget di kehidupan kalian? Yaa atau bisa di bilang sih kayak semacem Cerita Nista gitu deh. Tapi gue yakin kok, semua orang pasti pernah ngerasain hal yang bikin tengsin setengah mati, termasuk yang lagi baca tulisan ini sekarang :"D
Ngomongin tentang Cerita Nista, kali ini gue bakal ceritain sedikit nih tentang kejadian-kejadian tengsin yang pernah gue alamin sendiri. Maksud gue di sini bukannya buat mempermalukan diri sendiri dengan menceritakan pengalaman Nista yang gue alamin, tapi ini cuma just for fun dan sekedar buat sharing aja.
Oke, postingan gue kali ini terinspirasi oleh salah satu penulis yang membuat buku The-Note-So-Amaizing yang bernama Alexander Thian (@aMrazing).
Ini kak Alexander Thian
Buku karya kak Alex
Dan ini beberapa #CeritaNista yang pernah gue alamin
SALAH MELAMBAIKAN TANGAN
Kejadian ini gue alamin ketika gue duduk di Sekolah Dasar (SD). Jadi gini, waktu itu di Sekolah gue, ada dua orang kakak kelas gue yang berbadan gempal dan super eksis, namanya Lupi dan Upi. Selain mereka berdua adalah salah satu anggota klub Basket, gaya mereka berpakaian juga unik yang bikin mereka tambah di kenal oleh anak-anak di Sekolah. Pokoknya, kalo udah kenal salah satu di antara mereka, itu menandakan kalo kalian udah gaul. Gitu
Oke lanjut.
Jadi kejadiannya terjadi pas pulang Sekolah. Waktu itu, gue jalan sendirian menuju gerbang Sekolah. Nah, enggak tau kenapa, tiba-tiba ada salah satu anak cewek melambaikan tangan ke arah gue. Gue keheranan; siapa yang dadah-dadahin gue?, dan setelah gue perhatiin lebih seksama, ternyata itu kak Lupi! Wahh gue di situ senengnya bukan main! Whoah, enggak bisa di ungkapkan dengan kata-kata deh, karena di dadah-dadahin sama kakak kelas eksis, dan itu sedang gue alamin sekarang. Senengnyaaa.
" EH ELO! KESINI!!" Seru kak Lupi dengan muka kegirangan
Gue terdiam sebentar; Dia beneran manggil gue gak, sih?
"JALAN NYA CEPETAN DIKIT, KEK! SINI!"
Gue masih diem. Gue tengok ke kiri kanan, dan enggak ada satu pun yang merespon ucapan kak Lupi yang udah teriak-teriak dari kejauhan. Ya gue mikir; Oh, berarti dia beneran manggil gue.
Dan dengan sangat antusiasnya, gue pun dadah-dadah juga ke kak Lupi. " EH IYA, KAK! TUNGGU!"
Yang awalnya gue berjalan dengan pelan, lama lama gue lari kenceng ke arah kak Lupi sambil nyengir-nyengir karena kesenengan di panggil sama kakak kelas yang satu ini. Sampai pada akhirnya, saat posisi gue udah deket banget sama doi, kak Lupi masih melambaikan tangan.
Gue bingung setengah mati, sebenernya kak Lupi itu manggil gue apa cuma mau ngeledekin doang, sih?.
Karena gue penasaran, gue pun akhirnya menengok ke arah belakang, ke arah kak Lupi masih melambaikan tangan. Dan ternyata, jengjeng.. Bener aja, ada temennya kak Lupi yang jalannya persis ada di belakang gue. Dan dengan santainya, oi berjalan menghampiri kak Lupi.
"Ah elo jalannya lama amat sih!"
"Ngapain gue jalan cepet-cepet. Capek tau" ucap temennya kak Lupi dengan cueknya.
Gue di situ malu plus dongkol. Gue dari jauh lari-lari sambil melambaikan tangan dan nyengir gak jelas buat nyamperin kak Lupi, eh tau-taunya doi manggil temennya yang ternyata berjalan pas di belakang gue.
Akibat GR yang berlebihan.
IM SORRY MISTER OMEN
Kejadian ini gue alamin ketika duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tepatnya ketika gue duduk di kelas 2.
Sebelumnya, gue mau ceritain sedikit nih tentang kondisi kelas gue waktu dulu.
Jadi tuh, kelas gue yang dulu (8-7) bersebelahan dengan kelas 8-6. Nah, kebetulan, kelas 8-7 dan 8-6 di hubungkan dengan satu pintu rotan yang udah reyot. Kalo di kelas gue, posisi pintu reyot itu ada di sebelah kanan papan tulis. Kalo misalkan di kelas 8-6, posisi itu pintu ada di belakang kelas.
Di pintu reyot tersebut, ada satu lobang kunci. Nah! Gue sama temen gue, namanya Ulan, sering banget tuh main dengan lobang pintu itu, dengan cara memasukan sedotan bekas minuman ke dalam lobang tersebut. Dan yang lebih serunya lagi, ketika gua keluar-masukin itu sedotan, ternyata, salah satu murid di kelas 8-6 ada yang narik sedotan yang gue masukin. Otomatis dong, gue sama itu orang tarik-tarikan sedotan. Dan semenjak saat itu, setiap bel istirahat, gue selalu nyempetin main masukin sedotan ke lobang pintu dan tarik-tarikan dengan murid kelas 8-6 yang enggak gue tau wujudnya kayak apa.
Oke, kembali ke cerita sebelumnya.
Hari itu, gue sama Ulan seperti biasa main keluar-masukin sedotan ke lobang pintu reyot itu. Dari awal bunyi bel istirahat, gue sama Ulan udah mempersiapkan beberapa sedotan buat mainan. Dan bener aja, ketika gue mulai memasukan sedotan pertama, ternyata dengan cepat, sedotan yang baru gue masukin seketika raib di ambil sama murid kelas 8-6. Whoah, gue sama Ulan jadi tertantang banget dong masukin sedotan yang kedua. Akhirnya, gue masukin lagi tuh sedotan yang kedua. Untuk kali ini sedotannya berukuran lebih panjang dari pada yang pertama. Dan di sinilah games tarik menarik sedotan mulai memanas
*BRAK BRAK BRAK!* "TARIK SEDOTANNYA TARIK!" Seru beberapa anak cowok dari kelas 8-6 sambil memukul-mukul pintu reyot tersebut.
Gue sama Ulan berusaha keras supaya sedotannya gak sampai tertarik dan di ambil sama mereka. "TARIK LAN TARIK! JANGAN SAMPE DI AMBIL!"
Permainan itu berlangsung selama kurang lebih setengah jam lebih. Sampai pada akhirnya, sedotan yang gue masukin pun berhasil mereka ambil.
Karena gue kesel, gue pukul pintu reyot itu sambil ngomong, "Balikin sedotan gue!"
Dan ketika gue memukul itu pintu, ternyata dari kelas 8-6 ada yang memukul pintu itu juga. Emosi gue tambah tersulut, karena gue berpikir kalo itu orang ngeledek gue banget.
Dan selama beberapa menit, gue adu pukul pintu reyot sama murid dari kelas 8-6. Sampai pada akhirnya, ada yang menepuk pundak gue pelan.
"Ah elah, apaan sih!" seru gue dengan nada sebal sambil tetap memukul pintu reyot itu.
Untuk yang ke dua kalinya, pundak gue di tepuk lagi namun sedikit lebih keras.
"Ya elah ganggu aja, sih! Diem aja kenapa"
Dan setelah pundak gue di tepuk yang ke dua kalinya, tiba-tiba ada suara pukulan pintu yang cukup keras. Gue udah bener-bener emosi, gue pukul balik pintu itu.
"BRAK BRAK!"
"BRAK BRAK!"
"BRAK BRAK BRAK!"
Terjadi beberapa sesi pukul-pukulan pintu reyot. Gue cuma takut akan satu hal; itu pintu roboh karena kebanyakan di pukulin.
Sampai pada akhirnya, pundak gue di pukul yang ketiga kalinya. Dan pukulan yang ketiga ini sakit banget. Gue dengan cepat nengok ke arah orang yang mukul pundak gue,
"Apaan sih lo mukulin pundak gu...."
Ucapan gue terhenti, dan di situ gue shock bukan main. Gue mikir, yang dari tadi mukulin pundak gue itu adalah Ulan, ternyata yang mukul adalah guru bahasa inggris yang terkenal killer di sekolah gue, namanya mister Omen. Mister Omen dari tadi menepuk pundak gue dengan menggunakan penggaris kayu panjang. Dan yang bikin gue Shock lagi, ternyata dari tadi gue pukul-pukulan pintu dengan Mister Omen, bukan dengan murid kelas 8-6. Dengan penggaris kayu panjangnya, dia memukul pintu itu tepat di atas kepala gue. Jadinya gue berpikir kalau yang pukulin pintu itu adalah murid kelas 8-6.
Gue lihat ke arah kanan dan kiri gue, dan gak ada satupun orang yang ada di sebelah gue saat itu. Dan ketika gue lihat, ternyata temen-temen di kelas gue udah pada duduk rapih. Termasuk Ulan yang udah cengengesan ngeliatin gue dari tempat duduknya. Asem banget emang
Mister Omen melotot ke arah gue sambil ancang-ancang ingin memukul kepala gue dengan menggunakan penggaris kayu yang kini ia genggam di tangan kanannya.
Tatapan mata Mister Omen
"Eh maaf pak maaf!"
Seketika itu, sebagian temen-temen gue pada ketawa ngeliat gue. Dan dengan malunya gue langsung ngibrit ke arah bangku gue.
Oke, mungkin ini cuma sebagian #CeritaNista dalam kehidupan gue. Kalo Cerita Nista kalian kayak gimana? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar