Tadi malam, gue sedang tiduran di sofa sambil asyik dengerin lagu pakai headset. Dan kebetulan, posisi sofa di rumah gue itu bersebelahan dengan kamar gosokan. Kamar gosokan itu pintunya sedikit terbuka dan sedikit terlihat bagian dalam ruangan tersebut yang gelap karena lampunya sengaja di matikan. Ketika gue sedang asyik sendiri karena lagi dengerin lagu, kedua mata gue selalu melirik ke arah pintu gosokan yang sedikit terbuka itu. Gue sebenarnya agak sedikit parno saat itu. Takutnya tiba-tiba bakal muncul dua pasang mata merah menyala, atauuu akan ada sosok Genduruwo berbadan besar yang bisa aja menarik kaki gue.Tapi karena gue emang dasarnya selalu memikirkan segala sesuatunya enggak masuk akal, makanya gue memutuskan buat menutup pintu kamar gosokan itu dengan...Kaki.
Iya. Kaki. Karena gue udah males banget bangun dari sofa, gue memutuskan buat menutup pintu tersebut dengan menggunakan kaki. Sedikit ribet karena seharusnya gue menutup pintunya menggunakan tangan, bukan kaki. Sampai akhirnya, nyokap pun melihat apa yang gue lakuin dan bergumam,
"Tutup pintunya itu pakai tangan, enggak pakai kaki. Mau sampai tahun jebot juga enggak bakal ketutup itu pintunya"
Karena waktu itu volume suara yang gue gunakan saat mendengarkan lagu kecil, gue bisa mendengar ucapan nyokap barusan. Gue pun enggak menghiraukan apa yang nyokap omongin ke gue, dan tetap aja berusaha keras buat tutup pintu kamar gosokan pakai kaki.
"Enggak bakal bisa,deh. Liat aja, enggak bakal ketutup, tuh, pintunya"
Nyokap masih aja terus bergumam kalau gue enggak bisa menutup pintu tersebut pakai kaki. Berkali-kali gue mencoba buat menutup pintu tersebut. Namun tetap aja gagal. Gue terus, terus, terus, dan terus mencoba buat bisa tutup dan mengunci pintu tersebut. Karena kebetulan, kunci kamar gosokan tersebut memang selalu tergantung di lubang kunci.
Tadinya gue hampir menyerah dan pengin bangun dari sofa. Cuma, gue pun akhirnya berseru dalam hati
"Gue harus bisa tutup pintunya pakai kaki! Kalau perlu, sekalian gue kunci pintu kamarnya pakai kaki juga!"
Aneh bin ajaib, tiba-tiba dengan lihainya, kedua kaki gue dengan lincah langsung menutup pintu kamar gosokan tersebut dan sekaligus menguncinya. Dan setelah gue bisa menutup pintu tersebut, nyokap pun berkata,
"Wah bisa ketutup juga ya pintunya? Hebat"
Gue pun tersenyum puas dan perasaan gue terasa lega.
***
Kalian bisa mengambil satu kesimpulan dari cerita gue di atas?
Oke, kalau kalian belum bisa menemukan satu kesimpulannya, gue akan kasih tau.
Dari cerita di atas, gue menggambarkan bahwa ada satu hal di dunia ini yang enggak bakal mungkin di tolak oleh mahluk hidup. Entah itu manusia, hewan, bahkan tumbuhan sekalipun. Dan satu hal yang gue maksud itu adalah...
DAYA TARIK.
Iya. Dari cerita gue di atas, gue mempunyai keinginan untuk menutup pintu kamar gosokan dengan kaki. Padahal gue tau, tutup pintu pakai kaki itu kesannya tuh enggak mungkin dan cuma buang-buang waktu aja. Bahkan nyokap gue pun beranggapan, bahwa sampai kapanpun, gue enggak akan bisa menutup pintu kamar gosokan tersebut pakai kaki. But, apa yang terjadi setelah gue bergumam dalam hati bahwa gue harus bisa menutup pintu tersebut? Gue bisa tutup pintu tersebut! (Tapi jangan di tiru, ya. Hehe)
Apa yang gue lakukan adalah "sedang menarik" sesuatu yang pengin gue wujudkan. Dan di cerita gue, sesuatu yang pengin gue wujudkan adalah "menutup pintu pakai kaki". And see? Ketika gue mempunyai keinginan keras untuk bisa mewujudkan hal itu, that things come true.
Yang namanya daya tarik, enggak melulu soal asmara alias percintaan. Mungkin memang benar, daya tarik seseorang bisa membuat orang lain penasaran dan ingin mendekat. Tapi daya tarik yang gue maksud di sini adalah melingkupi segala hal yang ada di sekitar kita.
Penasaran? Ayo, kita bahas.
Misalnya gini, pernah enggak sih, elo melihat sebuah barang yang membuat kedua mata enggak bisa berpaling, dan ingin terus menerus melihatnya?
Contoh simpelnya kayak gini. Lo lagi lewat di depan sebuah toko sepatu. Dan ketika lo menerawang toko tersebut, ada sepasang sepatu yang bentuk dan warnanya lo sukaaa banget. Lo jadi terbayang-bayang kalau misalkan bisa punya sepatu tersebut. Lo khayalin setiap hari secara terus menerus.Dan itu menandakan bahwa sepasang sepatu tersebut mempunyai "daya tarik" kepada kalian.
Kalian sadar gak, sih? Ketika kita ingin sesuatu dan terus mengkhayalkannya, secara enggak langsung, kita sedang "menarik" apa yang kita inginkan itu ke dalam hidup kita. Kita terus bergumam "Kalau gue punya itu, pasti gue akan ngerasa bahagiaaa banget" secara terus meneurus. Dan tanpa kalian sadari, keinginan yang sering kalian khayalkan itu perlahan sedang menghampiri kalian!
See? It's like magic.
Tapi di sini gue mau menekankan satu hal. Ketika kita mengharapkan sesuatu dan berharap bisa mewujudkannya, itu adalah satu langkah yang bagus menurut gue. Karena dari harapan dan keinginan lah, kita punya kekuatan dan pondasi yang kuat buat mewujudkan hal tersebut. Dan gue yakin betul, ketika kalian mempunyai satu obsesi dan ingin di wujudkan, secara langsung, kalian pasti akan berusaha mewujudkannya dengan kerja keras dan usaha.
Kenapa kita harus usaha dan kerja keras, kalau dengan berkhayal aja, mimpi itu bisa menjadi kenyataan?
Karena usaha dan kerja keras adalah satu hal yang membuat mimpi kita mendekat, menyentuh dan yang terakhir akan muncul di genggaman tangan kita jauh lebih cepat ketimbang hanya berkhayal tanpa melakukan apapun. Inget, mimpi dan khayalan itu adalah sebuah pondasi dan sumber energi. Kalau di ibaratkan kendaraan, mimpi itu adalah bahan bakar kendaraan. Karena mimpi membuat seseorang terpacu semangatnya dan akan berusaha buat mewujudkan segala hal yang cuman bisa ia lihat dalam mimpi dan pikiran.
Jadi bisa di simpulkan, bahwa daya tarik itu bisa membuat seseorang melakukan berbagai cara hanya untuk sekedar melihatnya lebih dekat, atau mungkin aja, ingin memilikinya. Karena daya tarik itu adalah satu hal yang paling sulit di tolak untuk semua orang.
Ingat, sesuatu yang kita inginkan akan perlahan menghampiri kita, ketika kita punya keinginan kuat untuk menggapai dan mewujudkan hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar