Senin, 24 November 2014

Four Tips To Enjoy Your Day As Anak Kostan


Hai hai semuanya.

Setelah selama satu minggu bekerja di Jakarta Selatan, and it's time for me to get chill and relax on Monday at Bekasi Selatan. Beruntung banget tempat kerja gue memberikan libur di hari Senin, when everbody hates that day, but for me, Monday it's a heaven. Hari dimana gue bisa seharian nonton TV, baca-baca artikel di internet, eat and drink lots certainly. Hehe

Yeah, i'm happy 


Selama gue bekerja sebagai Kasir, gue pun mau gak mau harus nge-Kost. Dan selama hampir empat bulan gue nge-Kost, satu hal yang paling gue rindukan adalah: Home. Iya, gue kangen dengan segala hal yang berbau dengan rumah. Apalagi dengan hal-hal yang dulu sering gue rasakan, kayak sering bikin nyokap kesel dan teriak-teriak karena gue malas mandi atau susah di suruh pergi ke warung, dengar ocehan bokap yang ngomel karena gue (kadang) susah shalat tepat waktu, selalu minta Kakak gue buat beli Bubble Ice atau gorengan di depan komplek, ngasih makan kucing gue, nonton acara masak di Stasiun Tv Asian Food Channel, dan tidur seharian (i like being a cat, sleep all day)

Jujur aja, ketika gue awal-awal nge-kost, rasanya sedih banget. Sengsara abis. Waktu itu, Kostan yang gue tempati cuma di sediain lemari sama karpet. And FYI, keadaan di kamar gue itu puanasss banget. Dan saat itu, gue cuma bawa kasur tipis, TV 14inch, baju dan celana seperlunya aja.



Gue bawaannya mau nangis dan jerit "Panas banget. Mau pulanggg!"

Mungkin awal bulan gue nge-Kost, rasanya sedih. Apa-apa gue harus lakuin sendiri. Mulai dari bangun pagi, nyuci baju, beli makanan, beres-beres kamar, etc. Pokoknya serba sendiri, deh. Tapi dari bulan ke bulan, sampai saat ini, gue udah mulai ngerasa enjoy dan menikmati kehidupan gue di Kostan. Dan khusus di postingan gue kali ini, gue mau ngasih tips nih gimana caranya supaya kehidupan selama nge kost feels like home gitu. Hehe

Okay, check this tips guys.

Tumpuk Baju Kotor Sebanyak-Banyaknya


Ini yang gue lakukan selama nge-Kost. Yang namanya hidup sendiri, kita harus pintar-pintar manage uang yang kita punya. Dalam seminggu, gue hanya mencuci baju sekali. Eits, itu bukan berarti gue jorok lho, ya. Itu gue lakukan, selain untuk menghemat waktu dan tenaga, juga bisa irit air, detergen dan sabun bilas.

Sediakan Ini, And Your Day Will Survive
Air Mineral, Mie, Minuman Sereal Instan, Kopi/Teh, dan Pemanas air adalah empat hal pokok yang harus ada di Kostan gue. Seenggaknya, ini bisa menjadi pertolongan pertama kalau misalkan perut kita kelaperan. Hehe. Selain itu pula, bagi kalian yang Kostan nya dekat dengan Warteg, berbahagialah kayak gue. Karena di samping makanan Warteg Murmer alias murah meriah, bisa aja kalau kalian udah langganan di warteg tersebut, bisa Cashbone. Hehe

Clean Up

Gue yakin, pasti anak Kostan sering banget ngerasain yang namanya bosen. Mau jalan, tapi adaaaa aja halangannya. Entah enggak ada uang (mostly like me), mager ataupun kondisi cuaca yang terlalu panas/hujan deras yang bikin kita mau gak mau harus berdiam diri di kamar. And that thing can make us stress out, right?
Dan cara gue untuk menghilangkan rasa bosan dan stress, gue sering bersih dan merapihkan kamar Kostan. You know? It's totally works banget. Selain membuat kamar Kostan lebih enak di pandang, tanpa kita sadari, hal tersebut udah membakar kalori kita, lho. Di samping itu pula, Clean Up bisa membuat mood up, lho. Jadi selain bikin kamar bersih, badan kita jadi sehat, deh.

Wake Up Early

Ini nih salah satu penyakit yang udah jadi bad habbit bagi kebanyakan orang (Termasuk gue juga). Iyap, apalagi kalau bukan yang namanya bangun pagi. Ugh, rasanya susah banget buat melakukan hal yang satu ini. Sekalinya udah bangun pagi pun, masih nempel sama kasur. Bilangnya sih "5 menit lagi deh tidurnya" Ehhh kebablasan juga akhirnya sampai berjam-jam. Huh

Tapi seriously, gue sekarang sedang mencoba untuk bangun pagi lebih awal. Dan kalian tau rasanya? Menyenangkan banget. Ketika bangun pagi, otak tuh terasa freshhh banget. Kalau memang lagi gak males, gue kadang menyempatkan diri buat stretching dan senam kecil di dalam kamar Kostan. Intinya, ketika kalian bangun pagi, banyak banget manfaat dan hal-hal positif yang bakal kalian dapatkan.

Okedeh, mungkin itu aja beberapa tips yang bisa gue share ke kalian semua. Semoga aja bermanfaat, ya!.





Selasa, 04 November 2014

Let It Go.




This is the time he must go.

Iya, hari ini adalah hari terakhir Ai bekerja karena masa kontrak magangnya sudah habis. Sayang seribu sayang, gue enggak bisa mengucapkan selamat tinggal sama dia hari ini secara langsung. Iya karena kebetulan gue lagi off alias libur kerja, jadinya gue enggak bisa ketemu sama dia.

Oia, tapi sebelumnya, gue enggak bakal nyangka, kalau kemarin, tepatnya hari Minggu, adalah hari dimana gue bisa kerja bareng sama Ai untuk terakhir kalinya.

Awalnya gini, kebetulan hari minggu kemarin gue dapat Shift (Jadwal) masuk kerja jam 10:30. Dan setau gue, yang Shift nya barengan sama gue itu tuh kak Jaja. Dan saat gue lagi mau membuka Kasa, kedua mata gue terbelalak melihat cowok jangkung itu datang pakai seragam. Dan ternyata, cowok itu adalah si Ai.

"Loh, kok ada dia, sih?!" Seru gue dalam hati.

Gue keheranan banget pas ngeliat Ai datang. Bahkan, senior gue aja bingung ngeliat si Ai yang udah datang. Soalnya setau gue, si Ai itu Shift-nya Closing alias jam 17:00.

Dan ternyata eh ternyata, Ai tukeran jadwal sama kak Jaja.

Pantesan.

Gue rada senang sih pas ketemu Ai kala itu. Cuma di satu sisi, gue rada malas dan gedek kalau ngeliat wajahnya dia. Rasanya campur aduk. Senang ada, kesal ada, gondok ada, kasian ada. Wah, pokoknya campur-campur.

Iyaudah, tuh, selama kerja, gue emang enggak banyak ngobrol apa gimana sama Ai. Karena saat itu, costumer lagi banyakkk banget. Dan kebetulan juga, gue di bantuin sama anak magang baru, namanya Kiki. Iya otomatis gue malah kebanyakan ngobrolnya sama si anak baru itu.

Gue enggak tau, ini cuma perasaan gue apa gimana. Tapi selama Ai beberapa kali mondar-mandir di kasa gue, he look at me when i talked with Kiki. Entah itu cuma feeling gue aja apa gimana. Hehe

Dan pertemuan terakhir gue sama Ai berakhir di ruang media, tempat dimana seluruh anak Cashier menghitung uang yang diperoleh. Dan moment canggung adalah, ketika di ruangan itu, hanya ada gue dan Ai. Iya, gue mencoba buat santai dan berusaha buat calm down.

Saat itu, ketika gue mau duduk lesehan dan mulai menghitung uang, tiba-tiba Ai ngasih selembar Banana (semacam kertas yang digunain buat menghitung total voucher, penggunaan kartu debet-kredit, dll). Di situ gue bingung, kenapa dia jadi baik begini sama gue? Kemarin-kemarin dia cuek setengah mati. Huh

"Eh, makasih" Seru gue sambil (tetap) melihat ke arah Ai.

Tapi yang bikin gue heran, si Ai mukanya murung banget, enggak mengeluarkan sepatah kata pun. Kayak ada yang lagi di pikirin gitu sama dia. Iya kalau untuk saat ini, ketika melihat dia kayak gitu, gue merasa khawatir juga. Seenggaknya, kita pernah dekat dan saling curhat-curhatan. Walaupun dia pernah gue anggap gebetan, tapi kalau sekarang, perasaan gue lebih mengarah ke sahabat aja. Seriously.

"Eh! Lo kenapa, sih? Diem aja dari tadi, muka di tekuk kayak gitu" Gue pun akhirnya buka suara.

Ai hanya tersenyum paksa saat mendengar ucapan gue. "Lagi banyak pikiran nih gua"

"Mikirin apaan, sih? Ada masalah? Cerita dong sama gue! Udah sombong nih sekarang enggak cerita-cerita lagi. Hehe"

Si Ai hanya tersenyum tipis, lalu tetap melanjutkan menghitung uang dan enggak menggubris ucapan gue.

"Oia.." Gue pun mulai mengubah topik pembicaraan. "Minggu depan lo pulang kampung dong ke Bogor?"

Kedua matanya langsung melihat ke arah gue, dan Ai pun menangguk mantap.

Gue tersenyum ketika melihat Ai mengangkat wajah dia yang sedari tadi tertunduk.

"Salam ya buat nyokap lo!" Seru gue antusias.

Meskipun terlihat sedikit lemas, tapi Ai tersenyum sumringah menatap gue, sambil mengacungkan jempol tangannya.

"Sippp!"

Dan itu adalah the last conversation gue dengan Ai di tempat kerja.

                                           ***
Iya, mungkin itu adalah akhir cerita gue dengan Ai. Iya bisa di bilang, sedikit lebih melenceng dari ekspetasi gue. Gue berharap bisa nonton bareng dan nganterin dia ke stasiun untuk terakhir kalinya. Tapi kenyataannya? Enggak. Hehe. Iya mungkin Allah udah tau jalan yang terbaik, dengan mempertemukan gue dan Ai di ruang media untuk terakhir kalinya. Dan rasanya, itu jauh lebih manis dan terkesan lebih nyaman. Setidaknya, gue sudah mengalahkan ego dan emosi gue buat mengucapkan selamat tinggal ke dia.

Gue mencoba buat memaafkan segala kesalahan Ai yang pernah dia lakukan gue. Gue memberanikan diri buat mengingat masa-masa dimana gue pernah dekat dengan cowok jangkung ini. Gue enggak mau mencoba buat melupakan, karena kenangan itu akan selalu ada di pikiran gue. Dan yang perlu gue lakukan sekarang adalah...

Let it Go.

Gue coba buat merelakan Ai pergi dari kehidupan gue. Gue tau, gue enggak akan bisa ketemu lagi sama Ai sesering dulu. Gue harus sadar, cepat atau lambat, dia akan pergi dari sini. Dan gue harus terima itu. Gue belajar untuk tetap maju melangkah, tetap memperkuat hati dan pikiran gue, bahwa tanpa Ai di samping gue, kehidupan gue enggak bakal terhenti. Gue mencoba untuk mencari kebahagiaan gue, karena gue berhak akan hal itu.

Meskipun gue enggak jadian sama Ai, tapi bagi gue, dia adalah kawan yang baik.
                                     
                                     ***

Time goes so fast. Baru dua bulan gue mengenal Ai, tapi banyak banget hal dan pengalaman yang bisa gue ambil hikmahnya. Dan kalau misalkan Allah masih mengizinkan, gue pasti bisa ketemu lagi kok sama Ai. Entah kapan dan dimana.

And the result of story about me and Ai?


                                    HAPPY ENDING





Jumat, 31 Oktober 2014

Bismillah, The One Will Come.



Until when my love story it's being like this?

Gue bukannya menyalahkan keadaan atau gimana. Tapi,i'm tired to always feel this. Gue lelah harus kehilangan lagi orang yang gue sayang. Rasanya, gue harus mengulang lagi dari awal. Mulai menata hati kembali, harus selfupgrade kepribadian gue, mulai membangun hubungan baru lagi. Dan at least, gue harus start from zero.

Gue hanya mengingkan satu hal, gue pengin menjalin hubungan dengan seseorang yang memang menurut gue, he's the one for me. Untuk kesekian kalinya gue mencoba, berbagai upaya yang gue lakukan, pada akhirnya, cowok yang pernah gue sayang/dekat, jadian dengan cewek lain.

Sedangkan gue?

Tetap sendiri.

Harus sampai kapan gue begini terus? Gue mencoba semaksimal mungkin untuk membuka hati gue. Semenjak gue stuck di satu cowok selama kurang lebih tiga tahun, pada akhirnya, gue bisa move on dari Ai. Tapi iya begitu, pada akhirnya, Ai jadian sama cewek lain. Dan gue? Masih aja ngejomblo.

Mungkin Allah memang enggak mempersatukan gue dan Ai saat ini. Karena bisa aja, kalaupun pada akhirnya gue bisa jadian sama Ai, gue enggak bahagia dan kebanyak sedihnya. Iya bisa aja, kan?

Memang sih gue awalnya nyesek banget pas tau si Ai udah punya pacar. Tapi kalau di pikir-pikir lagi, ketika ingat dia pernah nyakitin perasaan gue, gue menjadi ada rasa sedikit kecewa sama Ai. Iya, intinya, gue mau positif thinking aja. Maybe Ai bukan yang terbaik, dan Allah dengan baiknya memperkenalkan dia ke hidup gue, agar gue belajar dan mengambil banyak hikmah dari setiap kejadian.

Dan buat Ai, semoga lo bahagia ya dengan pacar baru lo yang sekarang. Longlast<3

Gue yakin dan gue selalu percaya, bahwa suatu saat, akan ada seseorang di luar sana, akan menyayangi gue dan dia adalah "the one" yang gue butuhkan.

Allah enggak tidur dan akan memberikan segala yang terbaik buat umatnya.

Iya, kan? :")

Selasa, 21 Oktober 2014

Dear Ai, Thank You :")

Maybe, he's not the best one for me.

Iya, mungkin untuk kesekian kalinya (lagi) gue kehilangan seseorang yang gue sayang. Selama kurang lebih tiga tahun gue mencoba untuk Move On dari cinta pertama gue di SMA, akhirnya, gue bisa felt in love lagi with someone at my workplace.

Dan cowok itu bernama Ai.

Iya, Ai. Cowok yang menjadi partner gue selama magang di tempat kerja, sekarang dekat lagi dengan gue. Rasanya enggak nyangka aja, ketika awalnya gue berfikir, bahwa gue enggak bisa dekat lagi dengan Ai karena ada beberapa orang disana yang 'sepertinya' enggak suka melihat kedekatan gue dengan Ai, ternyata, kita berdua bisa dekat lagi. Dan bagi gue, ini adalah suatu keajaiban banget.

Entah kenapa, semenjak gue mengenal Ai, gue jadi bisa lebih ekspresif dalam mengutarakan apa yang gue rasakan. Dan did you know? Untuk pertama kalinya, sekali dalam seumur hidup, gue mengenalkan seorang cowok ke nyokap secara PERSONAL. Dan untuk pertama kalinya juga, gue bener-bener nunjukin rasa sayang dan perhatian gue in action, dan enggak sekedar lewat chatting aja.

Gue mau ceritain sedikit tentang satu hal ternekad yang pernah gue lakukan, ketika gue lagi dekat-dekatnya dengan Ai.

Jadi gini, beberapa minggu yang lalu,gue balik ke kost-kostan di daerah Jakarta Selatan. Dan kebetulan, gue baru pulang dari bekasi. Dan sehari sebelum gue balik ke kostan, gue BBM-an sama Ai. Dan setelah gue sama dia ngobrol, ternyata yang gue tau, dia lagi sakit. Iya otomatis dong, gue ngerasa prihatin pas tau kondisi dia lagi enggak fit kayak gitu. Nah, yaudah tuh, karena gue mau lihat kondisi nya si Ai, gue sengaja minta Nyokap buat bikinin kue cokelat. Iya itung-itung gue bawa sesuatu buat Ai.

Yaudah tuh, singkat cerita, keesokan harinya, gue pun udah niat banget tuh mau ke kostan Ai. Kebetulan, kostan gue dan Ai cuma berbeda satu gang aja. Dan jujur aja, gue sempat deg-degan pas lewat depan kostannya si Ai, dan mikir,

'Duh, gue beneran mampir ke kostan-nya si Ai gak ya?"

Dan karena gue masih bimbang, ketika gue melirik sedikit ke arah dalam kostan Ai, gue melihat, pintu kamarnya masih tertutup rapat. Iya, ada rasa lega dan kecewa juga. Lega nya, karena dia enggak tau kedatangan gue. Tapi kecewanya, gue takut dia ketiduran dan gue enggak bisa melihat kondisinya dia. Iyaudah tuh, gue memutuskan buat mampir ke warung yang lokasinya enggak jauh-jauh banget dari kostan-nya Ai. Dan setelah gue beli minuman dingin di warung tersebut, gue memberanikan diri buat mampir ke kostan-nya doi. Sampai akhirnya, kedua mata gue pun terbelalak, karena ngeliat pintu kamar dan jendela kamar kostannya dia yang terbuka lebar. Dan gue melihat si Ai lagi passs banget telanjang dada. Iya otomatis dong gue kaget. Dan otomatis, ketika gue ngeliat si Ai, eh dia juga lagi ngeliat ke arah gue. And did you know what he do when saw me in front of him.

He's scream out loud.

"ARGHHHH!" Si Ai udah menjerit layaknya wanita. Gue aja kalah melejit suaranya ketimbang sama doi.

"Eh iya deh iya, enggak ngeliat nih gue!" Seru gue sambil nutupin mata, dan mencoba untuk menutupi rasa malu gue juga sih sebenernya.

"Bentar bentar! Gua pake baju dulu!"

Iyaudah tuh, setelah beberapa menit gue menunggu si Ai ganti baju, gue pun ngobrol-ngobrol sebentar sama dia.

"Apaan nih?" Tanya Ai keheranan saat melihat sesuatu yang sedang gue bawa.

"Kue cokelat, buat lo. Biar cepat sembuh. Di makan, ya!" Jawab gue bersemangat.

Gue pun memandang Ai terus. Menebak-nebak apa dia masih sakit apa enggak. Dan karena gue penasarn, gue pun akhirnya buka suara.

"Eh gimana keadaan lo? Masih sakit gak?"

Dengan tampang polosnya, si Ai berkata, "Alhamdulillah kok udah mendingan"

"Masa? Coba sini-sini gue cek dulu keningnya" Seru gue. Dan enggak tau kenapa, gue spontan aja gitu langsung megang keningnya. Dan the sweet things, dia merendahkan sedikit badannya, agar gue bisa sampai megang keningnya :").

Dan craziest thing, gue reflek langsung megang pipi nya dia. Dan kalian tau? Dia tersenyumm dan cuma diem aja ngeliatin gue dengan tatapan mata yang teduh. Arghhh rasanya mau terbang banget. Ini pertama kalinya gue melakukan hal gila dan ternekad dalam hidup gue. Oh my Lord, dan selama beberapa jam, kita berdua ngobrol ngalorrr ngidul. Kita berdua di situ bercanda bareng, mulai curhat-curhatan, kejar-kejaran kayak di film India, bahkan Ai pun mengenalkan keluarganya lewat foto-foto yang dia simpan di galeri Smartphone.Rasanya, gue enggak nyangka aja gitu, Ai bisa dengan sangat terbuka menceritakan tentang masa kecil dia, tentang keluarga dan terutama Ibunya ke gue. Dan dia juga menceritakan tentang pengalaman dia bekerja di Jakarta, dan pokoknya, masih banyak banget deh cerita-cerita yang dia utarain ke gue. Dan jujur aja, hari itu, hari dimana gue bisa senyaman dan sedekat ini dengan cowok, setelah tiga tahun gue stuck sama first love SMA gue.

Tapi akhir-akhir ini, Ai seakan menjauh dari gue. Entah apa yang ada di pikirannya dia. Gue banyak berpendapat, bahwa dia bosan dengan gue ataupun semacamnya. Entahlah.

Tapi yang bikin gue sedih lagi, gue harus menerima kenyataaan, bahwa Ai bahkan selamanya meninggalkan Jakarta setelah masa kontrak kerja dia di sini sudah habis. Rasanya gue enggak rela aja gitu kalau enggak melakukan sesuatu buat dia, sebelum dia pergi ke kampung halamannya, Bogor.

Semakin kesini, gue enggak peduli lagi tentang perasaan Ai ke gue. Gue enggak mau muna, emang gue ada sedikit rasa ke Ai. Iya mungkin rasa ini muncul karena he's always there for me when i get trouble. Rasanya sedih, ketika satu-satunya orang yang selalu ada di saat lo butuh, be a first one yang selalu ada ketika lo lagi sedih, dan lo harus terima kenyataan, bahwa dia akan pergi dan enggak kembali lagi dalam jangka waktu yang sangat lama.

Sedih gak sih? :")

Tapi gue punya satu harapan. Kalau misalkan Allah berkehendak, gue penginn banget nonton berdua bareng sama Ai. Dan ketika dia mau pulang ke Bogor, gue mau nganterin dia ke stasiun untuk terakhir kalinya. Mungkin ini adalah wujud rasa peduli gue yang sebenarnya ke seseorang. Dan semenjak gue mengenal Ai, gue jadi bisa melupakan masa lalu gue. Meskipun masih jadi misteri, apakah Ai memang pernah suka sama gue, apa cuma mau mainin perasaan gue doang?

Buat Ai, makasih banget udah pernah menjadi orang terdekat selama beberapa bulan ini. Terimakasih juga, karena selalu ada buat gue, selalu support dan selalu membuat gue semangat. Terima kasih buat selalu mengajarkan gue untuk sabar, dan lo bisa mengerti sifat gue yang banyakkk banget minusnya. Terima kasih udah pernah membuat gue bahagia. Walaupun gue enggak tau, lo itu beneran tulus temenan sama gue apa enggak, atau cuma sekedar manfaatin gue atau gimana, tapi yang jelas, gue enggak terlalu mempermasalahkan hal itu. Gue justru malah berterima kasih, karena semenjak mengenal lo, gue banyakkk banget dapat pelajaran.


Selasa, 23 September 2014

Yes, I Can Do It.



Get older get better.

Iyap, udah gak kerasa, gue hampir satu bulan kerja sebagai Cashier di salah satu supermarket di kawasan Jakarta Selatan. Enggak nyangka aja rasanya, bisa strugle di keadaan dimana membuat gue menangis dan sedih selama berhari-hari. And now, i try to enjoying every single time in there.

Honestly, yang namanya tempat kerja, you can't trust anyone in there. Gue ngerasain banget, yang namanya dunia kerja itu emang benar-benar keras. Banyak banget hal yang sedih dan menyakitkan yang akan lo rasakan perlahan-lahan. Iya mungkin kalau kalian lagi baca tulisan ini, gue di anggap lebay apa gimana. Tapi gue hanya menuliskan apa yang gue rasakan dan gue alamin. Dan buat kalian yang tahun ini lulus SMA, gue harap, kalian jangan langsung kerja, ya. Lebih baik kalian kuliah dulu. Asli. Dunia kerja itu keras.

Gue mau cerita sedikit tentang pengalaman gue yang hampir sebulan magang di sana.

Rasanya..... Asem-manis dan kebanyakan pahitnya. Seriously.

Kalau gue perhatiin, lama kelamaan, perilaku anak-anak di sana yang pernah nyinyirin gue, lama kelamaan jadi baik. Iya, gue sangat memaklumi banget kalau pas awal gue magang di sini, gue di sinisin. I can forgive them. Enggak ada dendam sama sekali. But at least, i can't trust them. Just as work's friend. No more.

Namun tetap aja, gue itu manusia biasa yang punya hawa nafsu dan enggak sesempurna Allah yang dapat memaafkan kesalahan umatnya dengan mudah. Gue mem- Blacklist dua orang di sana. Dan nama mereka itu Ara dan Nana

Untuk masalah Ara, kalau kalian baca di postingan gue sebelumnya, pasti kalian tau kenapa gue sebal sama Ara. Awalnya, gue mau memaafkan kesalahapahaman Ara tentang hubungan gue dengan kak Ai. Tapi enggak tau kenapa, dia itu semakin gue baikin, semakin jadi. Eneg gak sih, si Ara setiap ngeliat gue lagi ngobrol sama siapa aja, pasti dia tiba-tiba nimbrung. Mending dia nimbrung sambil ngajakin gue ngobrol. Lah ini? Setiap gue lagi ngobrol sama si A, B, atau C, pasti si Ara langsung ngedeketin dan ngajak ngobrol mereka. Kesannya, Ara tuh enggak pengin gue punya temen di sana. Ya Allah, dia masih aja dendam kesumat sama gue. Heran. Salah mulu sih gue.

Dan satu lagi nih, si Nana. Sumpah, dari awal gue ngeliat dia, gue emang punya feeling kalau ini anak itu songong. Dan ternyata? dugaan gue terbukti.

Gimana gue enggak bilang dia songong coba? Kebetulan, hari ini, Kasa gue sebelahan sama Kasanya si Nana. Dan karena dasarnya gue kalau emang enggak suka sama orang, enggak akan gue ajak ngobrol duluan, ya gue diemin aja. Terus yang bikin gue bingung, tiba-tiba dia ngomong gini ke gue,

"Gue tuh kalau ada orang yang sinis ngeliatin gue, enggak asik di ajak ngobrol, terus ngomongnya pedes, gue mah lebih baik diem aja. Kalau orangnya asik sih, gue bakal ngoceh terus, nih"

Gue diem pas ngomong kayak gitu, dan gue ngebatin "Oh, elo nyindir gue nih maksudnya? gue enggak asik, omongan gue sinis, begitu?"

Dan si Nana pun ngoceh lagi "Tadi aja senior sampai nanya ke gue, 'kok lu diem aja sih Fiyona? Biasanya lu juga cengar-cengir' gitu. Hahaha"

Dan dari omongan si Nana, gue udah menyimpulkan kalau dia enggak suka sama gue.

And then, apakah gue sakit hati?

Enggak sama sekali.

Gue malah ketawa pas dia ngomong kayak gitu. Gue hanya berpikir, bukan tugas dan kewajiban gue untuk membuat Nana senang, nyaman dan menjadi partner yang asyik buat ngobrol. Karena enggak semua orang di dunia ini cocok dengan kepribadian kita. Dan gue enggak mau memaksakan diri gue buat diterima sama Nana menjadi teman. Iya untungnya buat gue apa coba? Berteman dengan orang yang jelas-jelas enggak suka sama gue. Terus, apakah gue harus merubah kepribadian gue supaya menjadi 'menyenangkan' di mata dia? Enggak berguna sama sekali. Buang-buang waktu.

Sekarang begini aja, buat kalian yang pernah di sindir kalau kalian itu enggak menarik lah, membosankan lah, ataupun semacamnya, jangan sedih! Bukan tugas kita untuk membahagiakan semua orang di muka bumi ini. Karena sebenarnya, yang harus kita lakukan hanyalah satu

Be your BEST self

Jangan pernah melakukan sesuatu atas nama orang lain. Berubahlah karena lo pengin menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Enggak usah sedih kalau lo di bilang sebagai orang yang membosankan. Gue tau, rasanya sakit, karena gue pernah mengalami hal itu. Tapi sekarang, percuma kalau kita hanya meratapi kekurangan kita, yang perlu kita lakukan adalah, merubah kekurangan tersebut menjadi kelebihan. Jangan pernah takut salah, dan jangan merasa putus asa kala orang lain menanggap kita sebagai pribadi yang bodoh. Gue akuin, gue banyakkk banget melakukan kesalahan selama berulang-ulang. Kesannya gue kayak enggak pernah belajar dari kesalahan, ya? Tapi terkadang, ada kalanya, kita harus merasakan jatuh dan sakit dari kegagalan. Karena dengan rasa sakit itu, kita bisa menjadi pribadi yang lebih kuat dan tahan banting.

Mungkin sampai di sini dulu cerita gue kali ini. Gue hanya berharap, semoga kalian yang membaca tulisan ini, bisa sedikit termotivasi. Dan gue berharap untuk kehidupan gue, semoga lebih baik lagi. Semoga kesalahan dan pengalaman yang gue rasakan menjadikan gue sebagai pribadi yang jauh lebih baik dan lebih dewasa.

Gue enggak akan menyalahkan diri gue dengan kesalahan-kesalahan yang gue buat. Gue sadar, semakin gue banyak salah, semakin gue banyak belajar. Dan kesalahan yang sering gue perbuat, menjadikan gue tau, langkah terbaik apa yang harus gue ambil kedepannya.

Jadilah lebih dewasa, Lia. Kamu pasti bisa.

Sabtu, 13 September 2014

Chat With Stranger



Sumpah, kesel banget.

Di postingan sebelumnya, gue sempat bilang, kalau gue mau resign dari tempat gue kerja. Dan pada akhirnya, gue memutuskan buat tetap kerja di sana dan gue harus kuat-kuatin hati.

Pas gue masuk kerja, ada beberapa anak di sana yang nanya kabar gue, kenapa selama dua hari enggak masuk kerja. Dan setiap ada orang yang nanya kayak gitu, gue cuma bilang "gue sakit perut gara-gara makan rujak". Padahal sebenernya, gue emang niat mau resign dari sana, karena ada satu masalah yang menimpa gue selama magang di tempat kerja tersebut.

Oia, sebelum gue nulis di artikel ini, gue sempat. chatting sama salah satu cowok di chatous.com. Gue enggak tau cowok itu siapa. Tapi yang jelas, dia udah ngasih gamparan-gamparan lewat tulisannya. Yang tadinya gue sedih gundah gulana, sekarang jadi sadar, bahwa ternyata, masalah yang gue rasakan di tempat gue kerja, semata-mata bukan karena orang sekitar aja. Melainkan dari diri gue sendiri.

Selama chatting, cowok itu cerita panjang lebar, kalau gue itu harusnya ngerubah sifat gue, bukannya resign dari tempat kerja. Dia bilang, gue itu supel dan gampang deket sama orang asing. Tapi sayangnya, kekurangan gue adalah, gue terlalu banyak omong dan terlalu banyak mikir. Kalau intinya sih, bisa di bilang gue lebay. Iya, dia bilang kayak gitu.

Gue cerita sama orang itu, kalau di tempat kerja, gue berusaha ramah sama semua orang. Mulai dari satpam sampai office boy. Tapi kata dia, sifat gue kayak gitu, justru malah nyakitin perasaan banyak orang. Rasanya gue semakin tersentak dan ngerasa terpojok. Jadi selama ini, hal yang gue anggap baik dan benar, ternyata salah di mata banyak orang. Apa karena sifat gue yang kayak gini, bikin gue di benci sama orang-orang di sana? Entahlah.

Oia, gue cerita juga ke orang itu tentang salah satu anak magang di situ, namanya kak Ai. Dan orang itu bilang, ternyata kak Ai itu ngedeketin gue, karena cuma manfaatin gue doang dan udah nganggep gue kayak cewek gampangan. Shock gak sih kalau ada orang ngomong kayak gitu sama lo? Ketika lo udah menganggap udah dapet partner kerja yang asik dan selalu bikin suasana terasa menyenangkan ketika bersama, ternyata dia cuma manfaatin lo doang? Sumpah, gue ngerasa jadi cewek terbodoh saat ini. Dekat dengan cowok yang jelas-jelas cuma ada maunya doang sama gue. Poor i am.

Gue kadang mikir, jadi selama ini, tanpa gue sadari, gue udah melakukan banyakkk banget kesalahan. Gue bodoh banget, cuma gara-gara cowok yang enggak jelas kayak kak Ai aja, gue sampai di benci sama anak-anak cewek di sana. Dan gue jadi tau, kenapa si Ara ngebenci gue saat kak Ai deket sama gue. Karena gue sadar, bahwa Ara udah gave everything to him. Mulai dari masakin doi makanan, bahkan sering main ke kost-kostan nya kak Fai. Dan jujur aja, gue hampir aja kemakan sama sikap manisnya kak Ai. Sumpah sumpah sumpah, gue baru sadar banget.


Gue jadi inget sama salah satu ucapan sahabat gue, namanya Ulan. Dia ngomong gini,

" Lo lebih percaya sama gue yang udah bertahun-tahun sahabatan sama lo, apa sama si kak Ai yang baru lo kenal selama seminggu?"

Gilaaaa. Gue enggak tau mesti gimana. Gue enggak tau harus mengubah semuanya kayak gimana. Gue baru sadar, ternyata sifat gue terlalu lebay, terlalu terlihat gampangan karena kebanyakan dekat sama cowok. Dan yang lebih bikin jijik lagi, gue hampir kepincut sama cowok yang jelas-jelas mau manfaatin gue. Wah gila, bodoh banget ya gue?

Buat anak-anak yang pernah gue sakitin hatinya, gue minta maaf. Mungkin hampir semua dari kalian udah eneg ngeliat gue yang sering High Five sama cowok, nyemangatin para OB di sana dan sempet kesel ngeliat gue akrab sama kak Ai. Oke sorry, gue emang ngelakuin banyak kesalahan fatal yang justru menjadi alasan gue bahagia magang di sana. Maaf kalau misalkan gue terlalu banyak omong selama magang di sana. U know why i'm do that? Because i feel so accepted in there. Gue ngerasa nyaman dan menganggap kalian semua itu menerima gue sebagai teman kalian.

Iya mungkin karena gue terlalu bersemangat, sikap gue jadi berlebihan dan lost control banget. Gue enggak akan menyimpan dendam sama kalian. Karena gue sadar, gue terlalu banyak tingkah. Gue terlalu semangat, dan gue tau, seharusnya, gue bisa kontrol itu semua. Gue akan lebih mengatur cara gue berbicara, bersikap dan berperilaku. Semoga saja, Allah masih memberikan gue kesempatan buat memperbaiki itu semua.

Buat Mr. Stranger, makasih udah mau nyadarin gue. Makasih karena lo adalah orang yang mihak ke gue, tapi lo ngoreksi hal-hal yang seharusnya gue perbaiki. Terima kasih banyak buat pencerahannya.


Senin, 08 September 2014

Thank For Judge Me.





"Hal tersedih dalam hidup adalah, ketika kita harus berpura-pura untuk tidak peduli dengan orang yang kita sayang"

Iya, mungkin kutipan di atas adalah salah satu hal yang sedang gue rasain sekarang. Berpura-pura tidak peduli, menjauh dan acuh dengan seseorang yang jelas-jelas udah ngasih kita kebahagiaan walaupun cuma sesaat.

Kalau di postingan sebelumnya, gue cerita kalau sedang magang, sekarang, gue memutuskan untuk Resign dari Supermarket tempat gue magang tersebut. Karena ternyata, orang-orang yang gue anggap baik dan bersahabat sama gue di sana, ternyata dari belakang, udah ngomongin gue dan benci sama gue. Dan itu bikin gue enggak nyaman lama-lama di sana. Semakin lama gue magang di sana, gue semakin tekanan batin. Gue semakin terasa terpojok dalam suatu situasi, dimana gue enggak tau sama sekali pangkal masalahnya itu apa.Dan gue pun enggak ngerti, salah gue ke mereka itu apa, sampai-sampai mereka kayak gitu ke gue.

Oke, gue akuin, selama di sana, gue memang lebih banyak bergaul sama senior-senior cowok. Bukannya gue genit apa gimana, karena selama magang, gue butuh pedamping yang mau sabar ngajarin gue supaya ngerti gimana caranya menjadi seorang Cashier yang baik. Dan kalau di bandingin, cowok-cowok di sana jauh lebih mengayomi dan lebih sabar kalau ngajarin. Dan pernah satu waktu, ketika gue mendapat partner cewek, padahal gue udah seramah mungkin buat ramah dan nanya ini-itu. Tapi tetap aja, mereka (re:cewek-cewek) pada jutek.

Selama disana, gue sama sekali enggak pilih-pilih temen. Bahkan dari satpam sampai office boy pun gue sapa kok di sana, gue selalu ngajakin High Five dan ngomong "Semangat ya mas kerjanya!". Gue melakukan itu semua, karena yang gue lihat, mereka terlalu cuek satu sama lain. Hanya fokus ke pekerjaan dan enggak berbaur. Dan gue enggak bisa kayak gitu.Gue tipe orang yang gampang deket dan terbuka sama orang baru. Dan gue pun enggak akan sungkan buat nyapa ataupun sekedar ngasih senyum ke semua orang, Gue selalu mencoba untuk postive thinking ketika mau mulai magang di sana. Gue udah semaksimal mungkin untuk rendah diri dan berusaha untuk berbaur sama semuanya. Tapi kayaknya, sikap gue itu di anggap cari muka dan terkesan terlalu berlebihan sama mereka.

Dan yang bikin parahnya lagi, selama di sana, gue deket sama salah satu anak magang cowok,namanya kak Ai. Entah kenapa, padahal kita berdua baru kenal, tapi udah ngerasa klop banget kalau lagi kerja bareng di sana. Kalau udah berdua, bawaannya becanda mulu, ketawa-tawa dan ngobrol. Kadang gue suka ngelakuin hal bodoh yang bikin kak Iaf ketawa ngakak. Dan pernah satu waktu, gue sama kak Iaf benar-benar kebanjiran pelanggan dan mengahasilkan uang lebih dari lima juta dalam beberapa jam aja.

Tapi kedekatan gue sama kak Ai sepertinya di benci sama anak-anak cewek di sana. Terlebih lagi, gue juga lebih sering ngobrolnya sama anak-anak cowok di sana. Dan itu udah membuat posisi gue di sana semakin terpojok.

Tapi selama di sana, selain gue banyak ngobrol sama kak Ai, gue juga pernah ngobrol-ngobrol sedikit sama senior-senior yang lain, kayak kak Jai dan kak Nunu. Kalau kak Jai, meskipun dia awalnya jutek sama gue, tapi setelah dua hari di temenin sama dia, kak Jai selalu semangatin gue dan harus nyaman sama apa yang gue lakuin sekarang. Dan buat kak Nunu, dia juga baik banget orangnya. Dan sama kayak kak Jai, awal-awalnya dia juga jutek, tapi lama kelamaan jadi ramah banget.

Dan dari kemarin, semenjak gue tau kalau keberadaan gue di Supermarket tersebut enggak di sukain, gue menjadi sedikit pendiam. Gue udah cukup sedih, ketika kebaikan gue malah di anggap cari muka sama mereka semua. Gue di anggap kayak cewek murahan yang dikit-dikit nyentuh cowok. Sentuhan yang gue lakuin itu adalah salah satu hal kayak gitu adalah bentuk simpati gue sama orang-orang sekitar. Karena dengan sentuhan, gue mau ngasih tau kalau gue peduli. Tapi kayaknya, semua yang gue lakuin salah. Gue di sindir, gue di jauhin, gue di anggap kayak cabai.

Dan enggak perlu mereka ngomong, gue udah tau kalau mereka udah nge cap gue sebagai orang yang cari perhatian.

Karena sebenarnya, pangkal masalah yang gue alamin adalah, karena terlalu dekat sama kak Iaf, gue memutuskan untuk menjauh dari dia. Rasanya benar-benar enggak tega, ketika kak Iaf mencoba buat menyapa, senyum dan berusaha buat ngobrol sama gue, tapi guenya menjauh. Perlakuan gue kayak gitu ke kak Ai, bikin dia yang tadinya bawel dan ceria, malah jadi pendiam. Bahkan pas lagi jam istirahat pun, enggak seperti biasanya, dia ada di ruang Loker dan (masih) berusaha buat senyum dan menyapa gue. Gue enggak tega terus-terusan nyuekin dia. Dan sampai di BBM pun, kak Ai masih bingung kenapa gue tiba-tiba menjauh dari dia. Gue jelasin panjang lebar ke dia, dan untungnya dia mengerti apa yang gue rasain sekarang. Semoga

Buat kak Aji,Nunu, Oktian, Dewi, makasih udah mau baik dan menerima gue sebagai teman kalian selama magang di sana. Makasih udah ngajarin gue supaya jadi seorang Cashier yang baik gue. Tapi maaf, gue lebih memilih Resign dan enggak magang lagi di sana. Gue enggak mau nambah masalah. Gue enggak mau di anggap cari muka. Gue enggak mau di anggap sebagai perusak hubungan orang. Gue enggak mau di cap kayak gitu.

Terima kasih buat kalian-kalian yang udah nge judge gue dan memandang gue yang macam-macam dari belakang. Dan buat Ara, gue sekarang ngalah sama lo. Lo berhasil menyingkirkan gue dari sini. Selamat lo menang. Dan sekali lagi, gue minta maaf kalau misalkan kak Ai akhir-akhir ini dekat sama gue dan menyita perhatian dia dari lo. Gue minta maaf. Gue hanya berteman, enggak lebih.

Buat kak Ai, makasih banget udah jadi Partner yang baik buat gue selama seminggu terakhir ini. Makasih udah sabar banget ngajarin gue, nerima kebodohan dan kekonyolan gue, dan selalu ngasih gue semangat ketika gue udah putus asa. Thank for happiness that we make together. Gue bakal kangen banget dengan sesi High Five yang sering kita lakuin bareng. Kapan-kapan, ajak gue makan bakso setan di kalibata, ya! Dan kalau misalkan kita emang jodoh jadi sahabat, pasti kita bakal ketemu lagi, kok.

Buat mas-mas Office Boy, semangat terus ya kerjanya! Gue bakal kangen banget enggak bisa ngomong "Semangat ya mas kerjanya!" lagi ke kalian. Semangat terus kerjanya, sukses!

Thank for this experience, Allah.

Kamis, 04 September 2014

Be A Cashier Girl


Hai semuanyaaa.

Whoah, lagi-lagi gue baru sempet mampir ke Blog ini. Berhubung gue sekarang punya kesibukan baru yang menyita waktu, jadinya buat online pun kadang udah gak sempet. Hehe

Oia, selama hampir seminggu ini, gue sedang magang di salah satu Supermarket di kawasan Jakarta Selatan. Dan setelah gue melamar di Supermarket tersebut, gue di beri kesempatan untuk magang selama kurang lebih 6 bulan kedepan

Dan you know gue sekarang magangnya jadi apa? If you wonder, gue sekarang jadi pelayan Cashier. Buat kalian yang lagi baca ini dan berpikiran bahwa menjadi seorang Cashier adalah pekerjaan yang rendah dan mudah, mending pikir-pikir dua kali, deh.Susah banget.Asli. Tapiiii, berkat gue magang sebagai Cashier dan ngerasain langsung menjadi orang yang berhubungan dengan uang-uang pelanggan, menjadikan gue terlatih untuk lebih konsentrasi. Walaupun sebenarnya gue PALING BENCI sama hal-hal yang berbau Matematika dan hitung hitungan, tapi yang jelas, setidaknya, gue punya kemauan kuat untuk mendalami ilmu sebagai penjaga kasir.

Jujur aja, apa yang gue rasain selama awal-awal magang di sini adalah masa Kronis dalam hidup gue.Bahkan saking stressnya, gue sekarang jadi sakit dan badan jadi lemes banget. Rasanya gue udah give up banget buat magang di sini. Dan FYI, yang bikin gue give up mau magang di Supermarket tersebut bukan karena orang-orangnya, tapi karena gue luamaaa banget pahamin materi yang di kasih.

Selama 5 hari, gue udah berkali-kali ganti partner Cashier. Dan dari orang-orang yang berbeda itu pula lah gue bukannya makin ngerti, justru malah makin bingung dan bikin konsentrasi gue buyar semua.Karena setiap mereka ngajarin gue, itu pakai metode yang berbeda-beda pula. Dan kemarin, gue hampir mau nangis di tempat kerja karena saking Desperete-nya.

Oia, selama gue kerja, gue jadi dapet temen baru yang anaknya lumayan asik. Enggak bisa gue sebutin satu-satu karena gue lupaaa (as always) namanya. Dan dari sekian partner yang pernah gue dapet, ada dua orang yang bikin gue ngerasa nyaman banget kalo kerjasama dalam menjaga Cashier, yaitu kak Nunu sama kak Iaf.



Bicara masalah hal-hal yang gue udah rasain selama  hampir seminggu ini, gue jadi tau karakter-karakter pembeli. Ada yang ramah, aneh, galak,lucu dll. Dan ada satu kejadian, dimana gue bener-bener shock sama satu pembeli. Jadi waktu itu, gue dapet dua pembeli yang sepertinya sih orang arab. Mereka membeli rokok kurang lebih sebanyak 80 pack, dengan harga 17.000 per buah. Kalo di total, harganya jadi 1.000.000 lebih. Ituuu bener-bener bikin gue mikir "Gila, ini rokok sebanyak ini mau di apain?"

Sebenernya banyak banget hal yang gue alamin selama melayani pelanggan. Tapi kemarin, adalah hari yang sangattt bad day banget. Gue mau nangis karena makin gak paham sama apa yang sekarang gue jalanin. Untung aja, selama 2 hari belakangan ini, gue dapet partner-nya kak Iaf. Walaupun dia cerewet, tapi dia sabarrr banget ngajarin gue. Padahal udah berkali-kali di ajarin, tapi masihhhh aja gue lupa. Bahkan kak Iaf sampe geregetan ngajarin gue. Dan jujur aja, gue sama kak Iaf kebanyakan becandanya. Sumpah. Gue keseringan becanda, tapi makin gak paham sama materinya. Dan pas kemarin gue udah bete banget, beberapa anak magang di sana nyemangatin gue supaya tetep belajar dan usaha. Rasanya terharu banget di support kayak gitu :")

Oke, cukup dulu cerita hari ini. Walaupun gue udah lelah banget karena gak paham sama materinya. Tapi yang jelas, gue enggak akan nyerah buat belajar dan usaha. Gue yakin dan pasti bisa! Bismillahirahmanirahim.

Ppai<3


Rabu, 27 Agustus 2014

Seven Peoples On The Road


Hari ini gue cuma bisa menghempaskan badan ke kasur. Menggerutu enggak jelas dan marah-marah sendiri. Rasanya yang ingin gue lakukan saat ini hanyalah memejamkan kedua mata, tidur nyenyak dan bangun esok pagi buat bantuin nyokap. Tapi sayangnya, hati gue terasa gelisah kalau enggak menceritakan kejadian yang gue alamin hari ini di My dearest Blog. Hehe

Oke, jadi hari ini tuh gue abis nganterin teman gue, namanya Peja, buat daftar kuliah swasta di daerah jakarta timur. Kebetulan, temen gue ngambil jurusan pendidikan sastra inggris.

Sebenarnya sih gue seneng-seneng aja bisa jalan berdua sama Peja, itung-itung gue enggak bergaul sama satu orang aja. Selain itu, gue juga sekalian hangout keluar dan belajar komunikasi juga sama temen sendiri. Tapi enggak tau kenapa, hari ini tuh terasa panjanggggg dan melelahkan banget. But at least, gue seneng bisa membantu si Peja buat ngurusin daftar kuliahnya, walaupun cuman sekedar nemenin aja.

Jadi ceritanya kayak gini, selama perjalan menuju kampus swasta tersebut, udah banyakkk banget orang-orang yang kita berdua tanya-tanyain. Padahal, dari kemarin-kemarin, gue udah di kasih gambaran peta khusus sama bokap. Tujuannya di buat peta tersebut buat satu tujuan: Biar enggak nyasar. Sekilas, kalau di liat dari peta buatan bokap, rutenya itu gampang banget. Cuma tinggal lurus, belok kanan, belok kiri. Sampai. Tapi pada kenyatannya? Gue sama peja ngelewatin Fly over, belok kiri, rel kereta api, pasar tradisional, sama pangkalan angkot. Dan itu udah banyak banget lurus-belok nya, enggak terhingga.

Dan yang pasti, sama sekali enggak persis sama apa yang bokap kasih tau ke gue. Kalau gue perhatiin, sebenarnya, kita berdua itu enggak nyasar sama sekali. Cuma, mungkin Peja mau ngabisin isi tangki bensin motor maticnya, makanya dia jadi muter-muter dan ngambil rute yang lebih jauh.

 Singkat cerita, dalam kisah perjalan gue kali ini, gue dan peja bertanya ke beberapa orang buat nanyain arah. Mulai dari tukang jualan cincin batu di pinggir jalan, sampai ke ibu-ibu. Dan orang-orang tersebut adalah....

 1. Tukang Cincin Batu 

 Awalnya gue kurang setuju pas si Peja mau tanya sama penjual cincin batu yang satu ini. Karena sekilas dari wajahnya, gue udah berpikiran kalo orang itu bakal memalak kita berdua dan menguras habis isi dompet. Eh tau-taunya, "Nanti lurus aja luruss. Ngelewatin tiga lampu merah, nanti tanya aja sama orang di sana. Ambil arah sebelah kiri aja pokoknya" Ucap si bapak itu dengan logat khas Sunda-nya yang lembut.

Gue enggak jadi takut.

2. Kenek Metro Mini 

Setelah gue dan peja mengikuti arahan dari si bapak penjual cincin batu,akhirnya, kita berdua pun udah ada di lampu merah yang terakhir. Dan saat itu, Peja melambatkan laju motornya dan bertanya sama gue dan bertanya,

"Li, kata bapak-bapak yang tadi, abis ngelewatin tiga lampu merah, kita kemana lagi?"

"kata bapak-bapaknya sih, di suruh nanya lagi, Ja"

Dan kebetulan, saat Peja mematikan mesin motornya, ada seorang laki-laki yang modelnya (memang) kayak kenek lewat di sebelah motor yang kita berdua naikin. 

"Nanya sama orang ini aja, ya?" Seru gue ke Peja. Padahal sebenarnya, gue ragu a.k.a takut buat nanya ke orang itu.

"Yaudah gih, tanya sono." Gue pun memberanikan diri dengan turun dari motor, dan nanya ke orang itu. Dan bener aja, logat batak yang khas dari ucapan laki-laki itu tambah meyakinkan gue bahwa dia adalah kenek angkutan umum.

"Nanti kau lurus saja sejauh 200 meter, nah di situ banyak pangkalan mobil"

Seru kenek tersebut dengan lantang dan aksen Bataknya yang sangat kental

"Itu udah sampai, pak, ke Universitas swasta itu?" tanya gue yang masih agak ragu "
Yaaa !@^&*()_" kenek angkutan umum itu kumur-kumur. Enggak ngerti gue dia ngomong apaan.

Gue pun naik lagi ke motor, lalu ngomong ke Peja,

"Kata keneknya, di suruh lurus aja. Yang banyak pangkalan mobil"

"Terus itu udah nyampe ke Universitas Swastanya?"

Gue geleng-geleng kepala. "Dia enggak jelas, Ja, ngomongnya"

Peja pun akhirnya menyalakan mesin motornya dan melanjutkan perjalan lagi.

 3. Tukang Buah 

 Peja pun memutuskan buat berhenti di salah satu depan gerobak buah yang letaknya enggak jauh dari jembatan penyebrangan. Dan kebetulan, yang punya gerobak buah ini orangnya judes plus ketus.

 "Maaf bapak, mau tanya. Kalo misalkan mau ke Universitas Swasta arah nya lewat mana, ya?" Tanya Peja dengan nada merendah.

 Si tukang buah yang super judes itu jawab " Universitas yang tehnik apa yang farmasi?"

JENGGG. Peja nge blank. Dan akhirnya, gue inisatif langsung nyaut ke bapak-bapak itu.

"Pak, pokoknya universitasnya yang sebelahan sama rumah sakit,deh"

 Bapak itu terdiam sebentar, lalu menunjuk ke satu arah.

"Lurus aja nanti, kalo ada minimarket, ambil arah kiri"

 Dengan cepat, peja pun langsung melajukan motornya dan mencari minimarket tersebut.

4. Pria Gang Merdeka

"Li, isi bensin dulu, ya" seru peja sambil mengarahkan motor maticnya ke salah satu SPBU terdekat.

Gue dan Peja pun akhirnya ngobrol sebentar sambil nunggu antrean bensin yang cukup panjang. Dan sampai akhirnya, kita berdua melihat ke satu bapak-bapak yang kebetulan lagi ngisi bensin juga. Dan Peja pun meminta gue buat nanya ke orang itu

"Li, tanya, gih!"

"Seriusan nih mau nanya ke dia?" Tanya gue agak ragu-ragu (lagi)

"Iyaaa! Udah sana tanya!"

Gue pun akhirnya (lagi) memberanikan diri buat nanya ke orang itu. Dan setelah sepik-sepik nanya alamat, ternyata kebetulan banget, orang tersebut punya tujuan arah yang sama dengan gue dan Peja. Yaudah, singkat cerita, kita berdua pun mengikuti arah si bapak-bapak itu pergi.

Tadinya Peja memberhentikan laju motornya saat bapak itu udah masuk ke sebuah gang kecil nan sempit.

"Ja, kok lewat sini, sih? Kata bokap gua kan, Universitasnya di sebelah rumah sakit"

"Eh iya anjir nih" seru Peja

Teman gue yang satu ini awalnya ragu saat mau memasuki gang tersebut. Berkali-kali dia maju-mundurin motornya. Tapi karena gue desak buat tetep masuk ke gang tersebut,dan ngikutin bapak-bapak yang tadi ketemu di SPBU, akhirnya kita berdua pun masuk ke gang yang bernama gang Merdeka.

Dan ternyata, orang yang sempat bikin gue dan Peja sedikit curiga, dengan baik hatinya memberitahukan arah jalan menuju Universitas yang mau kita berdua datangi. Walaupun pada akhirnya, gue dan Peja sampai di Universitas Swasta yang ternyata Jurusannya Tehnik Mesin, tapi seenggaknya, orang tersebut udah ngasih tau jalannya. Hehe

5. Ibu-Ibu

Enggak ngerti deh ini, setiap temen yang jalan berdua sama gue naik motor, pasti bawaanya nyasar kemana-mana. Tapi gue enggak akan nyerah, daripada nyasar di jalan, mending nanya sama orang sekitar. Meskipun pada akhirnya, semakin sering nanya, nyasarnya semakin parah. Namun seenggaknya, usaha dulu nomor satu.

Ketika gue dan Peja mau muter balik, gue melihat ada ibu-ibu yang sepertinya baru turun dari angkot dan duduk di depan warung.

"Ja, gue nanya ke ibu-ibu itu, ya?"

Peja cuma ngangguk, dan gue pun langsung menghampiri ibu itu dan bertanya,

"Ibu numpang nanya, kalau misalkan...."

Ucapan gue seketika terhenti ketika ibu itu membuka mulutnya lebar-lebar dan....

"WHOAHHHHHH!" Ibu itu menguap dengan posisi mulut yang terbuka amat sama lebar, sampai gusinya yang berwarna merah muda pun terpampang jelas terlihat oleh gue.

"Ya ampun Ibu, lagi ngantuk banget, ya? Saya enggak jadi nanya, deh" Ucap gue dengan tampang memelas.

Ibu-ibu yang lagi gue tanyain itu malah cengar-cengir pas denger ucapan gue. Mungkin bagi dia aneh kali ya ngeliat respon gue makanya cengar-cengir?

"Udah gak apa-apa, tanya aja"

Gue pun akhirnya mendapat jawaban dari Ibu tersebut, lalu langsung melaju mencari Universitas swasta tersebut.

6. Kumpul Bocah

Mungkin di sini gue udah desperete banget buat nyari alamat. Gue udah bodo amat nanya ke siapa aja, yang penting orang daerah situ. Dan ketika saat itu, gue dan Peja melewati sekerumunan anak-anak bocah yang lagi ngumpul, gue punya inisiatif nanya ke anak-anak kecil itu. Di pemikiran gue cuman satu: Anak kecil itu jujur.

"Eh mau nanya dong" seru gue. "Kalau mau ke Universitas Swasta lewat arah mana, ya?"

Dan kebetulan, yang nyautin gue adalah bocah cewek yang bentuk rambutnya kayak chibi maruko-chan.

"Pokoknya, kakak nanti lurus aja, terus belok kiri, belok kanan, lurusss lagi, ada turunan, lurussss lagi"

Dengan bodohnya, gue sama Peja dengerin serius ucapan si bocah cewek itu. Dan gue udah yakin banget, ini anak jawabannya udah ngawur banget.

"Nah terus, udah sampe Universitas Swastanya?" Gue tanya dengan tatapan serius. Karena gue udah capek banget nanya mulu sepanjang jalan.

"Nyemplung ke kali. HAHAHA" Ledek si chibi maruko-chan.

Gue antara kesel dan gedek pas dia jawab kayak gitu. Tapi pada akhirnya, gue enggak jadi marah, malahan gue cengar-cengir gara-gara ngeliat ekspresi muka bocah cewek yang ngeledekin gue barusan.

7. Preman Jawa

Dan enggak jaug dari lokasi tempat bocah-bocah pada berkumpul, ada seorang pemuda yang memakain kaos hitam dengan kalung rantai di leher. Wah bener-bener, pertama kali di otak gue adalah, dia itu preman dengan tampang yang gahar dengan suara khas yang bergetar. Gue udah baca doa dalam hati ketika pemuda itu semakin mendekat ke arah gue dan Peja. Dan setelah dia mendekat, pemuda itu bertanya,

"Mau kemana, mbak?"

"HAH?" Seru gue dalam hati. Ternyata pemuda tersebut ngomongnya kejawen banget a.k.a lembut. Dan selama dia ngobrol sama kita berdua, wajah pemudah itu terus-terusan nyengir karena saking ramahnya

Nih, akibat suudzon (berburuk sangka) duluan sama orang lain. Bawaannya curigaan mulu.

Dan setelah di kasih penjelasan tentang rute menuju Universitas Swastanya, akhirnya gue dan Peja pun enggak nyasar dan sampai tempat tujuan dengan selamat.

Alhamdulillah.





Rabu, 20 Agustus 2014

Get Older Get Better.




There's something wrong with me when i'm get older.

Iya, beberapa hari ini, gue merasa ada sesuatu yang salah dari diri gue. Entah kenapa, semakin gue bertambah umur, sikap gue bukannya justru lebih baik, malah lebih tepatnya...

Menyebalkan.

Aneh aja sih, ya. Bukannya semakin dewasa, perilaku gue lebih baik, ehhh justru malah kebalikannya. Gue merasa banget, dengan sifat gue sekarang ini, membuat beberapa teman dekat gue "enggak terlalu nyaman" dekat ataupun sekedar ngobrol ringan sama gue.

Di umur gue sekarang yang (alhamdulillah) udah berumur 18 tahun, ada beberapa sifat buruk gue yang terkadang susah di kontrol. Dan alhasil? Secara enggak sadar, gue menyakiti perasaan orang lain.

Gue sekarang jadi benar-benar sensitive banget. Bawaannya, kalau ada orang yang nyeletuk dikit, gue langsung nyolot dan membuat suasana jadi keruh. Yang seharusnya, dimana kondisi itu bisa di jadiin bahan bercandaan dan menenangkan suasana, ehh justru malah menjadi tegang dan membuat konflik berkepanjangan. Dan terkadang gue berpikir...

Gue itu kenapa, sih?

Iya, pertanyaan itu udah berkali-kali bergumam di otak gue. Gue sadar banget, sikap gue terkadang memang menyebalkan banget. Kadang gue juga sering ngatain diri gue sendiri,
"Nyebelin banget sih, lo, jadi orang!"

Banyak banget "hal-hal negatif" yang akhir-akhir ini susah banget gue kontrol. Mulai dari bales chat yang terlalu singkat, suka acuh ketika orang rumah lagi ngobrol sama gue, ngebatalin janji ketemuan sama temen, selalu negative thinking ketika seseorang meminta tolong sama gue, bahkan gue merasa, gue terlalu sombong dengan keahlian yang gue miliki.

Gue sadar, hal-hal yang gue sebutkan di atas memang harus gue ubah. Karena gue tau, dengan gue belum bisa mengontrol sifat-sifat tersebut, gue enggak bisa bersosialisasi dengan baik. Dan yang ada, hidup gue justru lebih suram dan enggak bahagia lagi.

Buat kalian yang pernah gue sakitin hatinya, gue meminta maaf banget dengan segala hal yang pernah gue lakuin ke kalian. Gue tau, eneg banget pasti menghadapi sifat gue yang seperti ini. But at least, gue janji, gue akan merubah sikap dan sifat gue ke arah yang lebih baik lagi. Iya mungkin sekarang, memang gue lagi ada di fase dimana sifat gue yang super duper menyebalkan ini akhirnya keluar, dan mengharuskan gue untuk melatih diri ke arah yang lebih baik.

Gue memang cewek menyebalkan yang punya banyakkkk kekurangan. Tapi, dengan kekurangan yang gue punya, enggak akan menghambat gue untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Karena gue tau, yang namanya hidup, banyak banget hal yang harus di pelajari. Dan pembelajaran yang berarti itu enggak akan bisa kita ambil hikmahnya ketika kita enggak melakukan kesalahan, dan belajar dari kesalahan yang kita buat.

Honestly, perasaan gue sudah sedikit tenang ketika menulis di bagian ini. Dan gue berharap, gue bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi daripada hari ini. Amin.

Selasa, 12 Agustus 2014

Meet the Motivator


Kalau gue lagi enggak ada kerjaan, biasanya gue mencoba melatih kemampuan bahasa inggris gue dengan chatting online di Chatous.com. Iya sebenarnya sih enggak mengasah kemampuan bahasa inggris gue aja. Tapi lebih tepatnya mencari teman juga. Kan lumayan bisa dapat teman dari luar negri, right?

Jadi gini, hari ini gue kebetulannn banget chatting sama seorang cowok yang berasal dari Indonesia. Awalnya gue enggak mau chatting sama orang ini karena ngeliat umurnya di bio....

60 years old?!

Iya. Awalnya gue mau mikir dua kali pas mau nge remove cowok ini dari chat. Tapi karena gue tertarik dengan tulisan " I am Wise Man, Ican tell your future, by look at your hand " Gue pun akhirnya memutuskan untuk nge- chat dia duluan.

" Hi oracle" Sapa gue saat itu

" Hahahaha. Hallo" cowok itu pun membalas sapaan gue dengan tertawa.

Awalnya kita berdua ngomong pakai bahasa inggris. Terus barusan gue coba iseng-iseng nanya ke dia tentang kemampuan bisa membaca telapak tangan.

"can you read my hand and tell my future? lol"

"Just send a pict of ur palm hand"

Gue di sini awalnya masih menanggap omongan dia itu cuma sekedar becanda aja. Tapi ternyata...

Dia serius.

Gue pun akhirnya bener-bener tertarik banget sama obrolan gue sama cowok ini. Dan "klik!" gue pun mengirimkan foto telapak tangan yang gue ambil lewat web cam laptop.

Beberapa menit kemudian, cowok itu bales,

"Your jealous girl, smart and simple minded"

DEG! Gue seperti terkena heart attack pas membaca pesan dari cowok itu. It's totally right banget. Gue semakin semangat buat nanya ini-itu ke cowok yang 'katanya' berumur 60 tahun ini.

Dan setelah gue lama ngobrol sama ini orang, ternyata dia itu orang Indonesia. Wah, awalnya gue mikir dia itu bohong kalau bisa membaca personality lewat telapak tangan. Tapi pas gue pikir lagi, enggak apa-apa, deh. Kan tujuan gue buat ngobrol dan mencari teman :)

Cowok itu namanya Erick. Gue enggak tau perawakannya dia kayak gimana, umurnya berapa dan semacamnya. Gue enggak mau kepo. Bahkan saking gue cuman pengin ngobrol, gue enggak nanya dia asalnya dari mana.

Tapi yang jelas, gue manggil dia dengan sebutan "Kak Erick", karena gue takut dia lebih tua umurnya daripada gue. Hehe

Yaudah, tuh, gue ngobrol banyak sama cowok yang ngakunya bernama Erick. Dan dari sekian banyak hal yang kita bahas, dia bilang kalau gue itu adalah tipikal orang yang plin plan dalam mengambil keputusan. Dan gue juga sadar, kalau ternyata, penyebab gue susah move on selama tiga tahun belakangan ini adalah karena sifat gue yang plin plan ini.

Jadi dapat pencerahan gini ya gue.

Dan gue mendapatkan sedikit bonus dari kak Erick,nih. Gue di kasih gambaran tentang jodoh gue kedepannya. Dan dia bilang kayak gini sama gue,

"Kenalan cowok nya lumayan banyak nih. Kamu bakal punya hubungan yang serius pas kamu umur 20 tahun. Kalau sekarang masih main-main aja, kamu belum terlalu mikirin masa depan"

Begitu kira-kira ucapan kak Erick ke gue. Dan satu hal yang palinggg gue inget, adalah ucapan ini:

"Kalau tentang cowok yang tiga tahun itu (yang bikin gue susah move on), itu mah buat main-main aja, enggak serius itu"

Gue enggak tau pasti ya ucapan yang dia kasih tau ke gue itu beneran apa enggak. Tapi yang jelas, gue udah cukup senang banget bisa ketemu sama Wise Man kayak kak Erick.

Dan ini adalah beberapa capture-an chat gue dengan kak Erick





Thank you kak Erick. Gue enggak tau siapa sebenarnya lo. Tapi yang jelas, gue sangat berterima kasih banget karena udah di beri masukan yang sangattt bermanfaat.

I hope, someday we can meet in real life.

Respect, my Motivator.






Jumat, 08 Agustus 2014

Satu Hal Yang Susah Kamu Tolak




Tadi malam, gue sedang tiduran di sofa sambil asyik dengerin lagu pakai headset. Dan kebetulan, posisi sofa di rumah gue itu bersebelahan dengan kamar gosokan. Kamar gosokan itu pintunya sedikit terbuka dan sedikit terlihat bagian dalam ruangan tersebut yang gelap karena lampunya sengaja di matikan. Ketika gue sedang asyik sendiri karena lagi dengerin lagu, kedua mata gue selalu melirik ke arah pintu gosokan yang sedikit terbuka itu. Gue sebenarnya agak sedikit parno saat itu. Takutnya tiba-tiba bakal muncul dua pasang mata merah menyala, atauuu akan ada sosok Genduruwo berbadan besar yang bisa aja menarik kaki gue.Tapi karena gue emang dasarnya selalu memikirkan segala sesuatunya enggak masuk akal, makanya gue memutuskan buat menutup pintu kamar gosokan itu dengan...Kaki.

Iya. Kaki. Karena gue udah males banget bangun dari sofa, gue memutuskan buat menutup pintu tersebut dengan menggunakan kaki. Sedikit ribet karena seharusnya gue menutup pintunya menggunakan tangan, bukan kaki. Sampai akhirnya, nyokap pun melihat apa yang gue lakuin dan bergumam,

"Tutup pintunya itu pakai tangan, enggak pakai kaki. Mau sampai tahun jebot juga enggak bakal ketutup itu pintunya"

Karena waktu itu volume suara yang gue gunakan saat mendengarkan lagu kecil, gue bisa mendengar ucapan nyokap barusan. Gue pun enggak menghiraukan apa yang nyokap omongin ke gue, dan tetap aja berusaha keras buat tutup pintu kamar gosokan pakai kaki.

"Enggak bakal bisa,deh. Liat aja, enggak bakal ketutup, tuh, pintunya"

Nyokap masih aja terus bergumam kalau gue enggak bisa menutup pintu tersebut pakai kaki. Berkali-kali gue mencoba buat menutup pintu tersebut. Namun tetap aja gagal. Gue terus, terus, terus, dan terus mencoba buat bisa tutup dan mengunci pintu tersebut. Karena kebetulan, kunci kamar gosokan tersebut memang selalu tergantung di lubang kunci.

Tadinya gue hampir menyerah dan pengin bangun dari sofa. Cuma, gue pun akhirnya berseru dalam hati

"Gue harus bisa tutup pintunya pakai kaki! Kalau perlu, sekalian gue kunci pintu kamarnya pakai kaki juga!"

Aneh bin ajaib, tiba-tiba dengan lihainya, kedua kaki gue dengan lincah langsung menutup pintu kamar gosokan tersebut dan sekaligus menguncinya. Dan setelah gue bisa menutup pintu tersebut, nyokap pun berkata,

"Wah bisa ketutup juga ya pintunya? Hebat"

Gue pun tersenyum puas dan perasaan gue terasa lega.

***

Kalian bisa mengambil satu kesimpulan dari cerita gue di atas?

Oke, kalau kalian belum bisa menemukan satu kesimpulannya, gue akan kasih tau.

Dari cerita di atas, gue menggambarkan bahwa ada satu hal di dunia ini yang enggak bakal mungkin di tolak oleh mahluk hidup. Entah itu manusia, hewan, bahkan tumbuhan sekalipun. Dan satu hal yang gue maksud itu adalah...



DAYA TARIK.

Iya. Dari cerita gue di atas, gue mempunyai keinginan untuk menutup pintu kamar gosokan dengan kaki. Padahal gue tau, tutup pintu pakai kaki itu kesannya tuh enggak mungkin dan cuma buang-buang waktu aja. Bahkan nyokap gue pun beranggapan, bahwa sampai kapanpun, gue enggak akan bisa menutup pintu kamar gosokan tersebut pakai kaki. But, apa yang terjadi setelah gue bergumam dalam hati bahwa gue harus bisa menutup pintu tersebut? Gue bisa tutup pintu tersebut! (Tapi jangan di tiru, ya. Hehe)

Apa yang gue lakukan adalah "sedang menarik" sesuatu yang pengin gue wujudkan. Dan di cerita gue, sesuatu yang pengin gue wujudkan adalah "menutup pintu pakai kaki". And see? Ketika gue mempunyai keinginan keras untuk bisa mewujudkan hal itu, that things come true.

Yang namanya daya tarik, enggak melulu soal asmara alias percintaan. Mungkin memang benar, daya tarik seseorang bisa membuat orang lain penasaran dan ingin mendekat. Tapi daya tarik yang gue maksud di sini adalah melingkupi segala hal yang ada di sekitar kita.

Penasaran? Ayo, kita bahas.

Misalnya gini, pernah enggak sih, elo melihat sebuah barang yang membuat kedua mata enggak bisa berpaling, dan ingin terus menerus melihatnya?

Contoh simpelnya kayak gini. Lo lagi lewat di depan sebuah toko sepatu. Dan ketika lo menerawang toko tersebut, ada sepasang sepatu yang bentuk dan warnanya lo sukaaa banget. Lo jadi terbayang-bayang kalau misalkan bisa punya sepatu tersebut. Lo khayalin setiap hari secara terus menerus.Dan itu menandakan bahwa sepasang sepatu tersebut mempunyai "daya tarik" kepada kalian.

Kalian sadar gak, sih? Ketika kita ingin sesuatu dan terus mengkhayalkannya, secara enggak langsung, kita sedang "menarik" apa yang kita inginkan itu ke dalam hidup kita. Kita terus bergumam "Kalau gue punya itu, pasti gue akan ngerasa bahagiaaa banget" secara terus meneurus. Dan tanpa kalian sadari, keinginan yang sering kalian khayalkan itu perlahan sedang menghampiri kalian!



See? It's like magic.

Tapi di sini gue mau menekankan satu hal. Ketika kita mengharapkan sesuatu dan berharap bisa mewujudkannya, itu adalah satu langkah yang bagus menurut gue. Karena dari harapan dan keinginan lah, kita punya kekuatan dan pondasi yang kuat buat mewujudkan hal tersebut. Dan gue yakin betul, ketika kalian mempunyai satu obsesi dan ingin di wujudkan, secara langsung, kalian pasti akan berusaha mewujudkannya dengan kerja keras dan usaha.

Kenapa kita harus usaha dan kerja keras, kalau dengan berkhayal aja, mimpi itu bisa menjadi kenyataan?

Karena usaha dan kerja keras adalah satu hal yang membuat mimpi kita mendekat, menyentuh dan yang terakhir akan muncul di genggaman tangan kita jauh lebih cepat ketimbang hanya berkhayal tanpa melakukan apapun. Inget, mimpi dan khayalan itu adalah sebuah pondasi dan sumber energi. Kalau di ibaratkan kendaraan, mimpi itu adalah bahan bakar kendaraan. Karena mimpi membuat seseorang terpacu semangatnya dan akan berusaha buat mewujudkan segala hal yang cuman bisa ia lihat dalam mimpi dan pikiran.

Jadi bisa di simpulkan, bahwa daya tarik itu bisa membuat seseorang melakukan berbagai cara hanya untuk sekedar melihatnya lebih dekat, atau mungkin aja, ingin memilikinya. Karena daya tarik itu adalah satu hal yang paling sulit di tolak untuk semua orang.



Ingat, sesuatu yang kita inginkan akan perlahan menghampiri kita, ketika kita punya keinginan kuat untuk menggapai dan mewujudkan hal tersebut.

Rabu, 06 Agustus 2014

THE AMAIZING SPIDER-MAN 2 "RISE OF ELECTRO"







Hello fellas.

Happy midnight everyone! Do ya have a some cup of coffee and one bowl full of corn chips with chessy sauce? Whatever you're eat or drink what, but i hope everyone who has read this article have a very good day!

Oke, seperti biasa, gue akan mereview satu film Hollywood yang pastinya enggak asing lagi bagi kalian. Dan udah jelas banget dari judul postingan kali ini, gue akan membahas film The Amazing Spiderman 2-Rise Of Electro. Wohooo!

Are you're spideyholic?

Oke, buat kalian yang suka banget sama tokoh superhero yang satu ini, pasti tau banget deh gimana aksi aksi kerennya Andrew Garfield as Spider-Man dalam menyelamatkan banyak orang yang membutuhkan bantuan.He's soooo kind guy.

Daripada gue kebanyakan basa-basi, seperti biasa, kalian tonton dulu, deh, trailernya.


     

Jadi film The Amaizing Spider-Man 2 "Rise Of Electro" ini lebih menonjolkan sisi cerita, dimana terjadi konflik batin yang di alami oleh Peter Parker (Andrew Garfield) dengan dirinya sendiri. Banyak hal yang membuat Parker berada dalam kondisi frustasi. Mulai dari cerita di balik kematian kedua orang tua nya, sampai hubungan percintaannya dengan si blonndy Gwen Stacy (Emma Stone).

Pembukaan film ini di awali dengan flashback moment when Parker's parent was passed away because airplane accident. Di sini kita bakal tau penyebab kematian kedua orang tua Parker dan menjadikan si cowok jangkung ini yatim piatu. And after flashback, cerita pun berubah alur menjadi maju, ketika pacarnya si Parker, Gwen Stacy (Emma Stone) sedang berpidato di acara kelulusan sekolahnya.


And you must to know that the spidey man was late to come to his graduated, because he save the peoples first. Dan di scene ini, si Gwen udah ngomel-ngomel ke si Parker lewat telepon seluler untuk cepat-cepat datang ke acara kelulusan. And after five minutes, he's come and.....


Kissing Gwen in front of peoples. What a romantic, isn't?

Itu adalah Opening scene di film ini. Dan langsung aja, ya, gue membahas inti ceritanya?

Begini, konflik dalam film ini muncul ketika si Parker sedang menyelamatkan salah satu pria berkulit hitam, namanya Max. Dan si Max ini adalah seorang Insinyur Elektro yang bekerja di salah satu perusahaan besar, yaitu OSCORP Company--yaitu salah satu perusahaan yang bergerak di bidang eksperimen Sains dan penggambungan genetika dari dua spesies yang berbeda--. Dan semenjak si Max ini di selamatkan oleh Spider Man, ia merasa bahwa Spider Man adalah pahlawan dalam hidupnya, dan berharap, ketika di hari ulang tahunnya nanti, ia bisa merayakannya dengan Spider Man. Karena kalau di liat dari ceritanya, si Max ini adalah orang yang benar-benar kesepian dan kekurangan teman banget.



Ketika hari ulang tahun Max telah tiba, adalah hari di mana sebuah malapetaka pun terjadi. Jadi kebetulan, saat Max berada di dalam lift gedung Oscorp, ia bertemu dengan Gwen dan bercerita bahwa ia sangat mengagumi sosok si pahlawan kota tersebut. Sampai pada akhirnya, ketika Max berada di sebuah ruangan yang di penuhi oleh beberapa kolam tabung besar yang berisikan belut listrik. Dan ketiak sedang memperbaiki aliran listrik, apesnya, si Max yang posisinya berada tepat di atas kolam tabung pun tersetrum lalu jatuh ke dalam kolam belut listrik dan seluruh badannya pun tersengat oleh ribuan volt listrik yang di hasilkan oleh belut hasil penggambungan genetika tersebut.



Saat Max as Electro menginjakan kaki ke tengah kota, semua kendaraan yang ada di sekelilingnya seketika langsung berbunyi secara berjamaah. Mungkin karena saking kuatnya energi listrik yang berada di tubuh Max,makanya semua kendaraan yang awalnya mati, tiba-tiba menjadi hidup.

Dan kedatangan Max ke tengah kota, membuat kepanikan banyak orang. Dan alhasil, polisi dan para wartawan dari stasiun TV pun berbondong-bondong datang untuk meliput dan merekam sosok si manusia listrik ini.Semua perhatian tertuju kepada Max. Dan ini adalah pengalaman pertamanya di perhatikan oleh sekian banyak orang. Merasa di perhatikan,ia merasakan sesuatu yang berbeda. Max merasa bahwa Awalnya si Max enggak mau mengganggu siapa-siapa, karena pada dasarnya ia hanya ingin meminta tolong. Tapi saat Spider-Man datang, semuanya pun berubah. Ia merasa bahwa Spider-Man adalah orang yang egois dan selalu mendapatkan perhatian dari semua orang. Oleh sebab itu, di mulai dari sini, musuh terbaru Spider-Man pun terlahir, yaitu Elektro.

Oia, di film ini, Spider-Man enggak hanya punya satu musuh, melainkan dua. Dan musuh Spider-Man yang kedua adalah sahabatnya sendiri, yaitu Harry Osborn. Harry Osborn adalah anak tunggal dari pendiri Oscorp Company, yaitu Norman Osborn.


Harry Osborn

Penasaran kenapa Harry menjadi salah satu musuh si Peter Parker as Spider-Man? Bagaimana kelanjutan dari film ini? Mending nonton aja, deh. Di jamin, efek yang di suguhkan di film ini benar-benar keren banget!

And i've give the rating to this movie is...

(8/10)

Okay, i think that's enough for today. Gue harap, penjelasan tentang film ini cukup jelas dan bisa memberikan sedikit gambaran buat kalian. Hehe.

Pppai<3

Selasa, 05 Agustus 2014

7-ELEVEN. Anyone?





Anyone's have a special place to hangout wif friends?

Yap, pasti kalian semua yang lagi membaca artikel ini pasti punya, deh, tempat favorite buat nongkrong bersama teman-teman. And actually, me too. Kalau jaman SMA dulu, biasanya gue lebih sering ngumpul sama teman-teman di sebuah kedai minuman, atauuu di salah satu rumah teman. Tapi kalau sekarang, karena hampir semua teman-teman gue lagi sibuk sama urusan masing-masing, jadi mau enggak mau, gue mencari tempat lain untuk sekedar hangout.

Mungkin gue sedikit norak, ya. Tapi actually, this is my first time to visit this place. Yap, 7-Eleven atau yang lebih akrab di sebut Sevel adalah tempat baru gue untuk sekedar beli minuman dingin ataupun cemilan pengganjal perut. Kalau ke Sevel, biasanya gue berdua sama teman gue, namanya Ulan.

Ya sebenarnya sih gue udah sangatttt ketinggalan jaman banget, karena ketika baru lulus SMA, gue baru mengunjungi tempat yang satu ini. Sedangkan teman-teman gue lain, kayaknya udah terlanjur bosen kali, ya, datang ke Sevel.

Gapapa deh telat, dari pada enggak sama sekali, right?

Oke, di postingan gue kali ini, gue akan membahas Sevel di tiga lokasi yang udah pernah gue jamahi. Dan di antaranya Sevel yang berada di daerah Pinang Ranti,Pondok Gede dan Cililitan.Di sini gue akan membahas kelebihan dan kekurangan dari setiap Sevel di tiga daerah tersebut. But FYI, It's just my opinion :)

Oke, langsung aja, yuk, gue bahas.


7-ELEVEN PINANG RANTI


Gambar di ambil dari sini

Oke, pembahasan gue di mulai dari sini. Yap, gambar di atas adalah lokasi Sevel yang berada di Jl. Pondok Gede Raya 1 (Pinang Ranti), Jakarta Timur. Kalau kalian bingung buat nyari alamatnya, tenang aja. Soalnya, Sevel ini berlokasi tepat di sebelah Mall Tamini Square, jadi gampang banget buat menemukan tempat yang satu ini.

Oia, waktu itu, gue dan seorang teman kebetulan datang ke tempat ini saat malam hari. Dan FYI, Sevel di sini udah rameee banget di penuhi sama anak muda yang lagi kongkow sama teman-teman sambil nyeruput Slurpee ataupun Hot Coffee.

Untuk kelebihan Sevel ini, kalian bakal di manjain sama tempat parkir yang ekstraaaa luasss. Enggak perlu takut kehabisan tempat buat parkir motor,deh, karena di sini tempat parkirnya benar-benar bisa menampung banyak kendaraan. Enak banget, ya? 

Jadi buat kalian yang pengin mampir ke Sevel dengan membawa segerombolan teman-teman, maybe this place it's the best for you.

Selain tempat parkirnya yang super luas, interior Sevel di sini juga lumayan ciamik. Setiap item-nya di susun sangat rapih dan bikin kita betah. Dan menurut gue, pelayanannya cukup ramah, kok.

Kalau kekurangannya, kayaknya Sevel di sini terlalu sedikit menyediakan meja dan kursi untuk pengunjungnya. Soalnya kalau gue perhatiin, tempat ini udah bagus banget menyediakan tempat parkir yang luas. Tapi sayang, luasnya parkiran di Sevel ini enggak sebanding dengan tempat untuk para pengunjung duduk. Menurut gue, meja dan kursi yang di sediakan terlalu sedikit. Coba aja kalau tempatnya sedikit di Expand untuk tempat pengunjung beristirahat sejenak, it must be great place to hangout wif friends.


7-ELEVEN PLAZA PONDOK GEDE


Gambar di ambil dari sini

Sehabis membahas Sevel yang berlokasi di daerah Pinang Ranti, saatnya kita pindah berlokasi di Plaza Pondok Gede lantai Basement (jl. Raya Pondok Gede), Bekasi, Jawa Barat. And FYI, Sevel ini baru di buka tanggal 17 Juli 2014. Jadi bagi kalian yang suka jalan-jalan di Plaza Pondok Gede, congrats,Sevel was born in this place. Yeay.

To the point aja, nih, Sevel di sini bisa di bilang relatif lebih kecil ukurannya. Untuk desainnya, Sevel Plaza Pondok Gede sedikit unik. Uniknya di sini adalah, ketika kalian masuk ke tempat ini, yang kalian harus lakukan adalah menuruni beberapa anak tangga yang telah di sediakan.

Lho, kok menuruni anak tangga, sih?

Yap, di sinilah keunikan Sevel Plaza Pondok Gede. FYI, karena Sevel di tempat ini sebenarnya berada di lantai paling bawah alias basemant. Jadi, ketika kita memasuki pintu Sevel ini, posisi kita berada di atas . Dan ketika kita sudah berada di dalam, enggak bisa langsung pergi nyelonong buat mengambil Slurpee ataupun semacamnya, karena kita harus menuruni anak tangga dulu.(Sebenarnya gue bingung menggambarkan Sevel Plaza Pondok Gede kayak gimana. But I hope, you're can understand what i mean. He-he)


7-ELEVEN PASAR GROSIR CILILITAN (PGC)


Gambar di ambil dari Google

Sevel yang terakhir yang akan gue bahas berlokasi di Kramatjati, Jakarta Timur. Dan gue dengar dari teman, katanya Sevel yang lokasinya dekat dengan MCD PGC ini baru aja di buka, lho.

Dan langsung ke penilaian gue, Sevel PGC itu tempatnya sempit banget. Trust me, tempatnya lebih mungil daripada Sevel yang berada di Plaza Pondok Gede. Kalau buat hangout dan duduk lama-lama di tempat ini, gue enggak terlalu merekomendasiin. Karena memang bangku yang di sediakan di Sevel ini sangat sedikit, dan ukuran Sevelnya juga bisa di bilang relatif mungil. Tapi kalau kalian cuma sekedar beli minuman atau camilan, kemudian langsung pergi, it's okay.

Sampai di sini dulu ya pembahasan gue tentang kelebihan dan kekurangan Sevel di tiga lokasi yang berbeda. Semoga apa yang gue bahas di sini bisa jadi refrensi buat kalian, ya. 

Pppai <3